Gianyar, Bali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali meraih alokasi insentif fiskal sebesar Rp5,6 miliar karena mampu menekan prevalensi balita tengkes (stunting) dari 6,3 persen pada 2022 menjadi 5,4 persen pada 2024.
"Jadikan ini sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja 2026," kata Bupati Gianyar I Made Mahayastra di Gianyar, Bali, Rabu.
Insentif fiskal kinerja tahun berjalan 2025 itu diberikan di sela-sela penghargaan sebagai daerah berkinerja baik dalam pencegahan dan percepatan penurunan stunting 2024 oleh Kementerian Dalam Negeri.
Provinsi Bali menjadi daerah dengan angka prevalensi balita stunting terendah di Indonesia dengan realisasi mencapai 8,7 persen berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 oleh Kementerian Kesehatan RI.
Ada pun kategori kabupaten di Indonesia, Klungkung dan Gianyar, keduanya kabupaten di Bali, menduduki posisi pertama dan kedua nasional dengan realisasi masing-masing secara berurutan mencapai 5,2 persen dan 5,4 persen sesuai SSGI 2024.
Sedangkan di posisi ketiga adalah Kota Tanjungbalai mencapai 5,6 persen.
Bupati Gianyar menargetkan pada 2026 prevalensi balita stunting di daerah seni itu mencapai 4,5 persen.
Ia menambahkan capaian dalam SSGI 2024 itu merupakan hasil kerja kolaboratif seluruh organisasi perangkat daerah serta para tenaga kesehatan, kader posyandu, dan dukungan masyarakat.
Senada dengan bupati, Sekda Gianyar Gusti Bagus Adi Widhya Utama selaku Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gianyar menambahkan capaian tersebut tidak terlepas dari komitmen pucuk pimpinan di daerah itu untuk menjaga kualitas tumbuh kembang anak agar bebas dari stunting.
"Keberhasilan ini sekaligus menegaskan komitmen kami dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045 melalui pembangunan sumber daya manusia yang sehat cerdas dan produktif," ucapnya.
SSGI 2024 dilaksanakan di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota dengan target balita mencapai 313.903 orang.
Sedangkan di Bali, SSGI 2024 mencatat target Balita mencapai 5.977 orang.
