Jakarta (Antara Bali) - Ketua Tim Riset Terpadu Mandiri Gunung Padang Ali Akbar meyakini ekskavasi massal tidak akan merusak situs megalitikum Gunung Padang, karena hanya akan menghilangkan belukar disekitar gunung.
"Ekskavasi massal di Trowulan juga pernah dilakukan, tidak ada masalah, ekskavasi dilakukan oleh 100 arkeolog juga. Yang ini hanya menghilangkan semak-semak saja kok, supaya bentuk aslinya terlihat," kata Ali Akbar di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan lowongan 100 orang sukarelawan untuk eksakavasi situs megalitikum yang dibuka Tim Riset Terpadu Mandiri Gunung Padang khusus untuk arkeolog. Sehingga tidak perlu ada ketakutan ekskavasi akan merusak situs yang ternyata merupakan bangunan raksasa beradius 15 hektare (ha).
Menurut dia, saat ini sudah hampir ada 100 orang arkeolog yang mendaftar untuk melakukan ekskavasi di Gunung Padang secara sukarela. Selain itu, sekitar 400 orang dari berbagai latar belakang ilmu juga mendaftar untuk membantu secara sukarela tidak dibayar.
"Ada akuntan, ada arsitek, ada geolog, mereka tentu dapat membantu sesuai dengan keilmuannya masing-masing, dan tidak mungkin juga tim akan membiarkan ekskavasi di bagian situsnya dilakukan oleh yang bukan arkeolog. Kecuali arkeolog, relawan hanya akan diperbolehkan membantu membuka semak-semak," ujar dia. (*/DWA)