Denpasar (ANTARA) - Pemerintah DKI Jakarta melalui Wakil Gubernur Rano Karno menyatakan sepakat membantu Bali dalam pengembangan moda transportasi berbasis rel atau kereta bawah tanah.
“Hari ini kita melanjutkan MoU tentang perencanaan Bali membangun infrastruktur MRT, saya mendapat tugas dari Gubernur Jakarta untuk memberikan dukungan penuh,” kata Rano Karno di Denpasar, Jumat.
Wakil Gubernur DKI Jakarta itu akan membantu pembangunan secara teknis, namun karena pengembangan kereta moderen adalah investasi besar maka masih harus mencari investor lagi.
Disinggung soal ucapannya datang ke Bali membawa SILPA DKI Jakarta mencapai Rp4,8 triliun dan memboyong direktur BUMD terkait, ia mengatakan ini hanya sebagai pemancing.
“Cuma sebagai jembatan itu, diperlukan anggaran untuk perencanaan, buat desain, artinya tim ini harus kerja serius, MRT ini menyiapkannya hampir 2 tahun untuk perencanaan itu memerlukan anggaran, Bali harus menurunkan APBD untuk perencanaan itu, saya mancing saja sebetulnya,” ujarnya.
Dalam kerja sama ini, DKI Jakarta membagikan pengalamannya dalam membangun dan mengelola sistem MRT, kemudian kapabilitas dalam aspek perencanaan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaan keuangan transportasi berbasis rel.
“Baru saja MoU itu dilaksanakan, mudah-mudahan ini bisa diwujudkan, namun tentu saja MRT itu dibangun dalam jangka yang sangat panjang,” kata Rano Karno.
Wagub yang dikenal dengan sebutan Bang Doel itu bercerita di Jakarta sendiri mereka sedang melanjutkan pembangunan MRT dari kawasan Bundaran HI sampai Kota Tua sepanjang 25 km.
Menurutnya ini saja diperkirakan rampung 2029, sehingga Bali yang akan mengambil jalur bawah tanah diperkirakan akan lebih rumit dan membutuhkan biaya jauh lebih besar.
Meski demikian ia berharap dengan membantu Pemprov Bali dan BUMD setempat dapat menemukan solusi untuk memenuhi kebutuhan pengembangan kereta.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan pengembangan kereta yang dikerjasamakan adalah subway kereta bawah tanah yang sudah dimulai pengerjaannya akhir 2024 lalu.
Saat ini proyek tersebut masih disibukkan dengan proses penentuan skema pembiayaan dan mencari investor.
“Karena DKI sudah punya pengalaman bekerja sama dengan pihak lain, saya tadi dengan Pak Wagub DKI bicara supaya berbagi pengalaman dalam merancang desain untuk mematangkan kembali, juga kami berharap Pak Wagub DKI dan persero daerah dan mitranya itu bersama persero daerah Provinsi Bali bisa menjalankan di Provinsi Bali,” ujar Wayan Koster.