Denpasar (ANTARA) - Jimbaran Hijau sebagai kawasan yang menghubungkan fasilitas hunian dan komersil dengan nilai autentik Bali membuat kolaborasi bersama ASECH Indonesia atau organisasi yang berfokus pada penerapan teknologi hijau.
CEO Jimbaran Hijau Agung Prianta dalam keterangan di Denpasar, Jumat, mengatakan mereka membuka sebuah diskusi bertajuk Inovasi Hijau untuk Eco-Tourism: Mendorong Praktik Berkelanjutan di Destinasi Wisata, berlokasi di Wantilan Jimbaran Hub.
“Forum ini menjadi ajang diskusi bagi para pemangku kepentingan untuk mempercepat adopsi teknologi hijau dan inovasi berkelanjutan di sektor pariwisata Indonesia,” kata dia.
Agung Prianta menyampaikan bahwa eco-tourism atau pariwisata berkelanjutan yang berpusat pada alam bukan sekadar menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan keseimbangan antara konservasi, komunitas, dan ekonomi.
“Melalui diskusi ini, kami berharap dapat melahirkan strategi nyata untuk mempercepat adopsi inovasi hijau di sektor pariwisata, khususnya di Bali,” ujarnya.
Dalam forum diskusi ini, Jimbaran Hijau mendatangkan para ahli di bidang arsitektur hijau, teknologi berkelanjutan, serta pengelola kawasan eco-tourism yang telah sukses mengimplementasikan inovasi hijau.
Ia mengatakan forum diskusi ini merupakan bagian dari monthly networking series Jimbaran Hijau yang bertujuan membangun ekosistem pariwisata berkelanjutan secara konkret.
“Diskusi ini memperkuat komitmen kami dalam menerapkan konsep eco-tourism yang lebih baik, ke depan, kami berharap adanya tindak lanjut dan kolaborasi dengan pemerintah serta pihak terkait untuk mewujudkan kawasan wisata yang lebih ramah lingkungan,” sambungnya.
Petra Schneider selaku pakar desain berkelanjutan dari Alam Santi Design menyoroti prinsip utama dalam desain berkelanjutan.
“Konservasi air, pengurangan emisi karbon hingga 50 persen setiap dekade, regenerasi keanekaragaman hayati, serta penghentian praktik biogeokimia yang merusak keseimbangan lingkungan,” kata dia.
Sementara Putu Gede Elman selalu pengelola kawasan pariwisata berkelanjutan membagikan implementasi nyata inovasi hijau dalam pengelolaan destinasi wisata.
“Kami telah menerapkan sistem pengelolaan energi yang efisien, daur ulang plastik, kebun organik, serta pemanfaatan maggot sebagai bagian dari ekosistem pengelolaan limbah organik,” ujarnya.
Diskusi mereka akhirnya merumuskan rekomendasi strategis bagi pemangku kepentingan dalam mendorong implementasi teknologi hijau di destinasi wisata.
CEO ASECH Indonesia Erike Malonda menambahkan bahwa mereka berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem pariwisata berkelanjutan melalui kolaborasi lintas sektor, inovasi teknologi, dan edukasi masyarakat.
“ASECH Indonesia dan Jimbaran Hijau berkolaborasi untuk memajukan keberlanjutan di Bali melalui sinergi teknologi, komunitas, dan kebijakan. Kami fokus pada solusi cerdas, ekowisata, dan edukasi generasi muda, menuju smart city yang hijau dan berkelanjutan,” tuturnya.