Denpasar (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar mengerahkan 350 personel untuk mengawal aksi mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Bali Tidak Diam, yang menyampaikan aspirasi terkait efisiensi pendidikan, di depan Kantor DPRD Bali, Senin.
“Personel kami siapkan 350 personel sesuai standar prosedur, kami jaga-jaga saja jadi di backup brimob dan Ditsamapta Polda Bali,” kata Kabag Ops Polresta Denpasar I Nyoman Wiranatha, di Bali, Senin.
Ia menyampaikan sejak sekitar pukul 11.00 Wita massa aksi yang berjumlah 250 orang datang dan menyampaikan aspirasi di depan Kantor DPRD Bali. Sesuai agenda yang diterima Polresta Denpasar, gabungan mahasiswa di Bali ini datang untuk menyampaikan aspirasi terkait permasalahan berkaitan dengan efisiensi di bidang pendidikan.
Selang satu jam berorasi, personel kepolisian memberikan akses massa aksi masuk dan diterima dewan di area wantilan atau bangunan terbuka, sehingga dipastikan aksi berjalan aman dan terkendali.
Baca juga: DPRD terima protes masyarakat atas dugaan penistaan agama oleh Atlas
“Sementara aman, jadi sekarang mau diterima sekretariat dewan, rencana adik-adik mahasiswa mau diterima di wantilan karena semuanya mau masuk,” ujar Wiranatha.
Diketahui aksi dari Aliansi Bali Tidak Diam ini bertajuk Indonesia Gelap Darurat Pendidikan, dengan membawa lima poin tuntutan yang berangkat dari efisiensi di bidang pendidikan.
Pertama, di hadapan DPRD Bali mereka menyampaikan agar membatalkan seluruh pemangkasan terhadap anggaran pendidikan dengan mengembalikan anggaran ke pagu awal terutama dana operasional PTN, PTN-BH, PTS, dan beasiswa.
Kedua, mereka meminta menghentikan pembahasan RUU Sisdiknas, lalu menolak izin usaha pertambangan bagi kampus, menganggarkan tunjangan kinerja dosen ASN pada APBN tahun anggaran 2025 untuk menjamin kesejahteraan tenaga pendidik, dan terakhir mewujudkan pendidikan yang ilmiah, demokratis, dan mengabdi pada rakyat.
Baca juga: 346 polisi kawal aksi driver pariwisata Bali