Ternate (Antara Bali) - Pengamat budaya dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Agus, menilai penyelenggaraan Festival Legu Gam di Ternate, Maluku Utara sangat berkontribusi melestarikan budaya Ternate dan daerah lainnya di Malut.
"Saya melihat dalam setiap penyelenggaraan Festival Legu Gam selalu memberi ruang seluas-luasnya bagi penampilan berbagai jenis budaya di wilayah Ternate dan daerah lainnya di Malut. Ini jelas sangat berkontribusi dalam usaha pelestarian budaya di daerah ini," katanya di Ternate, Sabtu.
Ia mengatakan, budaya yang dulunya hidup dalam masyarakat Kesultanan Ternate misalnya yang semula tidak lagi diketahui oleh masyarakat setempat, kini budaya itu bisa diketahui kembali setelah ditampilkan dalam Festival Legu Gam.
Budaya ritual fere kie (menaiki Gunung Gamalama) misalnya merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan Festival Legu Gam, masyarakat bisa mengetahui kembali bahwa ada ritual budaya seperti itu yang dulunya dilaksanakan sebagai bentuk permohonan doa kepada Tuhan agar daerah ini terbebas dari bencana.
Menurut Agus, berbagai jenis tarian dan kesenian tradisional dari wilayah Ternate dan daerah lainnya di Malut yang semula terancam punah, kini kembali hidup dalam masyarakat setempat setelah berulangkali disuguhkan pada penyelenggaraan Festival Legu Gam.
Ia melihat, penyelenggaraan Festival Legu Gam juga telah menumbuhkan usaha kreatif masyarakat setempat, seperti dengan banyaknya warga setempat yang berjualan kuliner tradisional maupun barang cenderamata di sekitar lokasi penyelenggaraan festival. (*/DWA)
Legu Gam Lestarikan Budaya Ternate
Minggu, 7 April 2013 15:21 WIB