Denpasar (ANTARA) - Sejumlah penyandang disabilitas yang selama ini menggunakan Trans Metro Dewata datang ke Terminal Ubung untuk ikut memohon agar transportasi umum itu kembali beroperasi, Kamis.
“Kami sebagai penyandang disabilitas mohon supaya segera ditindaklanjuti, supaya pekerjaan kami bisa dilancarkan,” kata Vincensius Murat, seorang tuna netra yang tinggal di Kabupaten Tabanan.
Ia bercerita soal kegiatan sehari-harinya, yaitu jasa pijat keliling, di mana bersama penyandang disabilitas lainnya selalu menggunakan Trans Metro Dewata dari Tabanan ke Denpasar atau Nusa Dua untuk mencari pelanggan.
Diketahui sejak Rabu (1/1) bus berwarna merah tersebut berhenti beroperasi karena keterbatasan anggaran dari pemerintah pusat sebagai pemilik program. Kemudian hari ini komunitas masyarakat pengguna dan operator berkumpul menyuarakan harapan agar bus kembali beroperasi.
Baca juga: Ratusan sopir Trans Metro Dewata tunggu bus operasi kembali
Para penyandang disabilitas turut hadir. Mereka merasa kecewa dan kesulitan apabila transportasi umum yang ramah disabilitas ini benar-benar hilang.
“Kami tuna netra sangat senang menggunakan Trans Metro Dewata karena sebagai penyandang disabilitas kami keliling menggunakan bus, hari ini kami kecewa karena busnya diberhentikan, pekerjaan kami sangat sulit jadinya,” ujar Vincensius.
Pada hari kedua tidak beroperasinya Trans Metro Dewata para penyandang disabilitas ini terpaksa menggunakan ojek online untuk bekerja, di mana mereka merasa perbandingan harganya terpaut jauh.
“Ojeknya sangat mahal, bus murah sekali, sangat murah, karena kami penyandang disabilitas kami punya kartu khusus jadi cuma Rp2.000 ini membantu kami,” tuturnya.
Sejak wacana penghentian operasional Trans Metro Dewata mencuat muncul petisi dari pengguna layanan yang kini telah ditandatangani lebih dari 11 ribu orang.
Baca juga: MTI usul lima pemda di Bali patungan danai Trans Metro Dewata
Penggagas petisi bernama Diah Roslina yang turut hadir bersama komunitas dan operator mengatakan dukungan ini tidak hanya untuk membantu penyandang disabilitas, lebih jauh bus ini juga digunakan oleh pekerja, pedagang, lansia, hingga pelajar.
“Kami sudah ada grupnya, semuanya resah, di sana ada lansia, kaum disabilitas, mahasiswa, pelajar, pedagang-pedagang kecil, pekerja juga banyak, kami sangat keberatan, akhirnya hari Minggu (29/12) itu saya buatkan petisi tersebut,” kata dia.
Diah mewakili pengguna transportasi umum Trans Metro Dewata berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah, sebab bus ini selain membantu ekonomi masyarakat juga dinilai sebagai upaya menekan kemacetan dan polusi.