Calon wali kota Denpasar nomor urut 2, I Gusti Ngurah Jaya Negara, mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 10 Desa Penatih, Denpasar, Rabu bersama istrinya, Ni Sagung Made Antari dan sang ibunda.
Jaya Negara datang ke TPS 10 Desa Penatih memakai pakaian adat kemeja putih dan udeng merah marun, istrinya memakai kebaya putih dengan selendang merah muda. Sementara itu, ibunya memakai baju putih dengan corak hitam.
Calon wali kota yang juga Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bali itu menuturkan tak ada kendala saat melakukan pencoblosan. Menurutnya, keseluruhan proses pencoblosan membutuhkan waktu sekitar lima menit.
"Astungkara tidak ada masalah. Sekarang pemilihan kepala daerah sederhana. Surat suara kecil jadi aman," katanya.
Dia pun berterima kasih kepada masyarakat yang memberikan hak pilihnya dan datang ke setiap TPS.
"Kami berterima kasih untuk warga yang sudah datang untuk menggunakan hak pilihnya ke TPS masing-masing dan semoga Pilkada dapat berjalan dengan aman lancar. Semoga pembangunan bisa berlangsung di Kota Denpasar," kata dia.
Dia mengaku menyerahkan hasil pemilu kepada Tuhan YME. Pihaknya optimis dan menargetkan semua upaya yang dilakukan membuahkan hasil yakni menang dalam Pilkada Kota Denpasar tahun 2024.
"Targetnya aman, (hasilnya) yang di atas yang tahu," katanya.
Dalam Pilkada Kota Denpasar, Jaya Negara berpasangan dengan I Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya Wibawa). Mereka merupakan kader PDIP dan pasangan petahana dan diusung PDIP, Golkar, PKB, Perindo, PPP dan Hanura.
Sementara, lawannya paslon nomor urut 1, Gede Ngurah Ambara Putra dan I Nengah Yasa Adi Susanto (Ambara-Adi) diusung oleh Partai Gerindra, Nasdem dan PSI.