Denpasar (ANTARA) - Sekelompok perempuan yang tergabung dalam Relawan Perempuan Pro Perubahan menitipkan sembilan tuntutan kepada pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) di dalam Pilkada 2024.
Koordinator Relawan Perempuan Pro Perubahan Sawitri di Denpasar, Jumat, mengatakan kedatangan ratusan perempuan ini untuk mendeklarasikan sembilan poin yang dititipkan ke Mulia-PAS apabila menang di Pilkada Bali.
Adapun keinginan mereka yaitu calon pemimpin perhatian terhadap perlindungan kepada pekerja perempuan di berbagai sektor pekerjaan; kesehatan mental perempuan; antisipasi kekerasan kepada perempuan dan anak.
Selanjutnya perhatian terhadap perempuan dan lingkungan, kemakmuran perempuan; perlindungan sosial terhadap perempuan; memperhatikan pekerja disabilitas; kepemimpinan perempuan; dan pemberian kesempatan penempatan perempuan pada peran-peran strategis.
Baca juga: Mulia-PAS jelaskan program di bidang pendidikan
Sawitri mengatakan sekelompok perempuan ini berasal dari berbagai latar belakang, deklarasi harapan ini ia sampaikan karena menilai Made Muliawan Arya mudah diajak berkomunikasi.
“Ketika Pak De Gadjah (sapaan Muliawan) menjadi Gubernur Bali tolong sekali kaum perempuan diperhatikan, ada juga penempatan perempuan di desa hingga provinsi, kuota khusus di sektor strategis,” kata dia meminta.
Menanggapi tuntutan relawan perempuan itu, Muliawan yang sekaligus Ketua DPD Partai Gerindra Bali itu mengatakan poin-poin yang diharapkan perempuan hal yang realistis dan pantas diterapkan.
Baca juga: Mulia-PAS janjikan SMA/SMK gratis jika terpilih di Pilkada Bali
“Tambah semangat dan optimistis karena ada dukungan Relawan Perempuan Pro Perubahan memberikan dukungan serta sembilan poin yang harus dilakukan, kami rasa sembilan poin itu pantas dilaksanakan dan dilakukan,” ujarnya
Ia mengatakan isu gender merupakan salah satu prioritasnya apabila Mulia-PAS memenangkan Pilkada Bali, sebab jangankan di masyarakat, kasus yang merugikan perempuan di tingkat rumah tangga saja harus dicegah.
“Kami libatkan perempuan untuk membangun Bali, libatkan pikiran perempuan, baik tenaga maupun fisik dan kami berikan wadah para perempuan menyampaikan aspirasi demi kepentingan Bali,” ujarnya.
Setelah mendapat respons dan dukungan dari para relawan, Muliawan menjanjikan bahwa pemerintah nantinya dapat membuat regulasi dan menerima aspirasi, tidak sulit untuk ditemui masyarakat.