Tabanan (ANTARA) -
"Angka inflasi dapat terkendali di Kabupaten Tabanan pada semester pertama tahun 2024 ini hasil sinergi dan kolaborasi secara besama dari tim pengendalian inflasi daerah (TPID), bersama instansi dan lembaga terkait seperti Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, Bulog, IKAPPI, Hiswana Migas, Bumdes dan Para Perbekel Se-Kabupaten Tabanan, "ujar Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya saat menghadiri High Level Meeting Pengendalian Inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi daerah (TPID) Kabupaten Tabanan di Ruang Rapat Utama Jayaning Singasana Kantor Bupati Tabanan, Rabu.
Gede Sanjaya menjelaskan guna menurunkan angka inflasi tersebut, maka TPID dan seluruh jajaran OPD di Kabupaten Tabanan harus bekerja keras dengan menjalankan kebijakan menjaga ketersediaan stok pangan, menjaga keterjangkauan harga, menjaga kelancaran distribusi pangan, dan menjaga komunikasi yang efektif dengan semua pihak.
Sehubungan dengan hal tersebut Ia meminta sepuluh langkah dari kebijakan program kegiatan TPID agar terus dilakukan secara konsisten, diantaranya menjaga ketersediaan stok pangan dengan melakukan gerakan pangan murah dan operasi pasar.
Kemudian melaksanakan sidak, monitoring dan evaluasi, serta meningkatkan kerja sama antar daerah (KAD). Selanjutnya melakukan gerakan menanam komoditas penyebab inflasi dan melakukan gerakan panen raya.
Ia menambahan adalah penting untuk memandang inflasi sebagai salah satu indikator penentu keberhasilan pembangunan ekonomi, di mana inflasi yang tinggi dapat berdampak pada penurunan daya beli masyarakat dan dapat juga berdampak terhadap peningkatan tingkat kemiskinan di daerah.
"Terimakasih saya sampaikan kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam pengendalian inflasi di Kabupaten Tabanan, khususnya kepada Kepala Bank Indonesia, BPS Tabanan, Bulog Bali, dan seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, dalam mewujudkan stabilitas perekonomian dan mewujudkan masyarakat yang sejahtera," kata Gede Sanjaya.