Bangli (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan program Semarak Event Unggulan di Desa Wisata (Senandung Dewi) bertepatan dengan Penglipuran Village Festival Ke-11/2024.
Direktur Event Nasional dan Internasional Kemenparekraf Fransiskus Handoko di Kabupaten Bangli, Bali, Kamis, mengatakan pemilihan lokasi peluncuran di Desa Wisata Penglipuran berkaitan dengan tujuan dari pembentukan program ini.
“Potensi dari penyelenggaraan event pariwisata yang tinggi di desa wisata seperti di Penglipuran melatarbelakangi terciptanya inovasi program Senandung Dewi di Kemenparekraf,” kata dia.
Baca juga: Penglipuran Village Festival targetkan 5.000 wisatawan perhari
Menurut Fransiskus potensi pariwisata di Desa Wisata Penglipuran sangat beragam, seperti keindahan lanskap dan kebersihan, hingga hutan bambunya.
Masyarakat desa kemudian memanfaatkan potensi ini dengan mengadakan kegiatan budaya Penglipuran Village Festival yang rutin sejak 2013, sehingga Kemenparekraf melihat kegiatan seperti festival sebagai potensi yang dimiliki desa wisata.
Fransiskus mengakui desa wisata penyandang predikat Best Tourism Village 2023 dari United Nations World Tourism Organization (UNWTO) ini sendiri memang indah dengan atmosfer lingkungannya yang khas.
Prestasi dan inovasi ini yang kemudian membuat Kemenparekraf menjadikan Desa Wisata Penglipuran sebagai barometer pariwisata Indonesia.
“Mudah-mudahan konsisten, berkelanjutan terus dilaksanakan sebagai pelestarian kebudayaan dan berdampak sosial dan ekonomi ke masyarakat sekitar,” ujarnya.
Dengan memulai Senandung Dewi di Penglipuran Village Festival 2024, Fransiskus berharap upaya penggalian potensi melalui kegiatan festival menular ke desa wisata lain sebagai bagian dari pelestarian budaya di daerah masing-masing pula.
Baca juga: Bangli terima penghargaan CNN "Desa Wisata Terkemuka 2024"
Untuk berkolaborasi dengan program teranyar ini, Kemenparekraf menyampaikan tiga fokus yang diusung yaitu sustainability, scalability, dan saleable atau 3S.
Dijelaskan bahwa S pertama berarti bagaimana keberlanjutan dari kegiatan yang dibuat untuk kebaikan lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi lokal.
S yang kedua bagaimana kegiatan tersebut dapat meningkat dan konsisten tahun ke tahun, dan S ketiga adalah berdaya jual sehingga mampu menarik minat wisatawan.
“Dengan adanya program Senandung Dewi ini kami harapkan dapat mendukung pengembangan potensi event di desa wisata, yang kedua meningkatkan pergerakan wisatawan nusantara dan wisman baik secara kualitas maupun kuantitas, bagaimana dapat mempromosikan desa wisata melalui penyelenggaraan event, tentu citra positif jadi modal,” kata Fransiskus.
Kemenparekraf luncurkan Senandung Dewi di Penglipuran Village Festival
Kamis, 4 Juli 2024 21:03 WIB