Badung (ANTARA) - Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Yudha Handita Pandjiriawan meresmikan infrastruktur jalan yang dibangun dari aspal plastik sebagai pusat pembelajaran di Kelurahan Jimbaran, Badung.
Yudha Di Kabupaten Badung, Bali, Rabu, memberi apresiasi atas kolaborasi positif dari PT Chandra Asri Pasific, ASECH, dan Jimbaran Hijau, melalui pusat pembelajaran ini membantu pemerintah mengelola sampah plastik dan memanfaatkannya menjadi infrastruktur.
“Mengaplikasikan aspal plastik ini sebenarnya sudah kami instruksikan ke balai-balai di seluruh Indonesia, tapi mengumpulkan sampah plastik yang susah, tidak gampang, makanya hebat sekali ini mereka punya caranya,” kata dia.
Baca juga: Pemkab Buleleng perbaiki jalan aspal gunakan campuran sampah plastik
Ia menceritakan bahwa Kementerian PUPR sejak 2017 lalu telah mengeluarkan hasil penelitian terhadap penggunaan sampah plastik menjadi kandungan dalam aspal, dimana hasilnya tertuang dalam panduan spesifikasi khusus yang dapat dimanfaatkan industri pembuatan aspal.
“Optimalnya adalah 6 persen plastik dari campuran agar dia tidak mudah retak, kemudian dari sisi plastiknya HDPE dan ukuran partikelnya sampai halus supaya mudah dicampur kalau tidak nanti menggumpal,” ujarnya.
Kementerian PUPR berharap jalan aspal plastik yang menjadi pusat pembelajaran ini terus berlanjut dan ditiru perusahaan lainnya, sebab selama ini pemerintah sudah membuat inovasi namun sampah plastik masih tetap banyak sehingga membutuhkan kolaborasi banyak pihak.
Circular Economy and Partnership Manager PT Chandra Asri Pacific Tbk Nicko Setyabudi menyampaikan di pusat pembelajaran ini telah dibangun jalan aspal plastik sepanjang 450 meter.
Baca juga: Kementerian PUPR Kembangkan Teknologi Pembuatan Aspal Berbahan Plastik (Video)
“Pameran di Jalan Jepun ini tidak begitu panjang, masih awal 450 meter menggunakan sekitar 200 kg sampah plastik yang berasal dari Buleleng, pelapak Bali, dan pabrikan aspal di Bali,” sebutnya.
Ia menjelaskan penggunaan plastik dalam pembangunan jalan aspal dapat menjaga kualitas dan memperpanjang usia pemakaian jalan, selain itu berdampak dari sisi ekonomi untuk masyarakat pengepul.
Di Bali sendiri yang menjadi tantangan adalah harga sampah plastik khususnya kresek yang tidak bernilai jual layaknya botol plastik, sementara sampah jenis ini paling lama terurai.
Ia berharap dengan pameran ini akan lahir rencana pemerintah daerah untuk membangun jalan aspal plastik lebih panjang lagi.
Nicko menyampaikan sebelum di Bali, mereka sudah membangun jalan aspal plastik sepanjang 120,8 km yang tersebar di Pulau Jawa.
“Showcase nasional ini harapannya bisa menjadi pembelajaran khususnya bagi pemda, jadi bisa belajar disini melihat cara mencampur membuat aspal plastik, ke depannya di Bali tergantung keputusan pemdanya, semakin banyak membuat maka semakin banyak sampah yang terkelola,” tuturnya.