Denpasar (Antara Bali) - Inspektur Utama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Mieke Selvia Sangian menegaskan program keluarga berencana (KB) tidak hanya identik dengan penggunaan alat kontrasepsi.
"KB itu sesungguhnya mencakup upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, seperti upaya menghindarkan generasi muda kita dari penyakit menular seksual, perkawinan dini dan seks bebas," kata Mieke Selvia Sangian di sela-sela Rakerda Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Bali, di Denpasar, Rabu.
Pihaknya mengkhawatirkan jika tidak diperhatikan prinsip Generasi Berencana (Genre) sebagai salah satu program KB, maka ke depan akan terjadi ledakan penduduk dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah.
Ia menambahkan, rata-rata anak yang dilahirkan pasangan usia subur di Indonesia saat ini sebesar 2,6 atau artinya setiap pasangan dirata-ratakan mempunyai anak lebih dari dua. Jumlah tersebut belum mencapai target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar 2,1 anak.
"Pada tahun 2025-2030, di situ akan ada bonus demografi dari penduduk dengan usia 17-21 tahun saat ini. Merekalah yang akan banyak berperan dalam pembangunan sehingga supaya potensinya dapat berkembang maksimal, seyogyanya generasi ini jangan cepat-cepat kawin," ujarnya.
Ia menyampaikan jumlah remaja di Tanah Air berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 sebanyak 64 juta jiwa. "Mereka ini harus dipersiapkan dengan baik supaya tidak kalah bersaing," ujarnya. (LHS)
KB Tak Sebatas Penggunaan Kontrasepsi
Rabu, 13 Februari 2013 16:15 WIB