Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menilai pengamanan di wilayahnya sering kali tidak konsisten karena terlihat ketat hanya pada peristiwa tertentu.
"Di Bali ini ketika ada suatu kegiatan ketat sekali, tapi habis itu longgar. Simulasi dan inspeksi sebenarnya harus ada terus," kata mantan Kapolda Bali itu di Denpasar, Selasa.
Oleh karena itu, dia meminta kepada Kapolda Bali untuk terus melakukan pengecekan dan mewaspadai adanya ancaman keamanan, khususnya teroris.
Menurut dia, sedikit saja ada kejadian di Pulau Dewata dampaknya akan cepat diketahui dunia internasional. "Sedangkan menjelang pelaksanaan Pilkada Bali, saya rasa tidak ada masalah dengan keamanan, bahkan sangat aman," ujarnya.
Pastika meminta pilkada tidak dipandang sebagai sesuatu yang seram, tetapi harus dibuat berbudaya, santun, aman, damai, dan mencerminkan persaudaraan. Bahkan bisa dikemas menjadi paket wisata.
Terkait pengamanan menjelang pilkada, jelas dia, sudah tentu melibatkan peran Polda Bali dan Kodam IX/Udayana, termasuk Pemerintah Provinsi Bali juga telah membantu dalam penyediaan berbagai fasilitas penunjang pengamanan.
Pastika mengemukakan bahwa Pemprov Bali pada 2012 sudah memberikan bantuan senilai Rp86 miliar dalam bentuk pengadaan mobil patroli dan alat pemindai atau "X-Ray" yang bisa dioperasikan berkeliling (mobile). (LHS)