Karangasem, Bali (ANTARA) - Pertamina membina pemahaman budaya di antaranya terkait bahasa dan aksara Bali kepada generasi muda khususnya anak-anak di Desa Ulakan, Kabupaten Karangasem agar tidak mengalami degradasi.
"Kami berupaya menjalankan pendidikan yang fokusnya bukan hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga mengajarkan nilai dan tindakan nyata untuk mendukung pembangunan lebih berkelanjutan," kata Manager Komunikasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Ahad Rahedi di Karangasem, Bali, Selasa.
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara melalui unit operasi Terminal Integrasi Manggis sejak tiga tahun terakhir membina Forum Anak Desa Ulakan di Karangasem, Bali melalui pendekatan kearifan lokal dan kebudayaan sebagai modal untuk mewujudkan pengembangan desa ramah anak yang sehat dan kreatif.
Selama masa pembinaan itu dilaksanakan pengembangan jati diri, keahlian berbicara di depan umum, kepemimpinan, edukasi menulis aksara Bali dan pelatihan tari tradisional.
Bertepatan dengan peringatan Bulan Bahasa Bali, Terminal Integrasi Manggis bekerja sama dengan Desa Adat Ulakan dan penyuluh Bahasa Bali mengadakan serangkaian lomba di area Pura Puseh desa setempat.
Lomba budaya itu di antaranya lomba nyurat atau menulis aksara Bali dengan media daun lontar dan media kertas, kemudian ngwacen lontar atau membaca lontar, juga mesatua atau mendongeng dengan Bahasa Bali.
Selain lomba, anak-anak binaan dari Forum Anak Desa Ulakan juga mementaskan tari khas daerah Bali yakni tari sekar jagat, tari margapati, tari condong dan pementasan alat musik tradisional gamelan Bali, gender.
"Proses pengenalan budaya, bahasa dan aksara perlu ditanamkan sejak dini di tengah era globalisasi agar tidak terjadi degradasi budaya di Bali," kata perwakilan Terminal Integrasi Manggis, Enggartiarso
Sementara itu, Bendesa (Kepala Adat) Desa Ulakan I Ketut Arsana mengapresiasi Pertamina yang memberikan perhatian terhadap budaya Bali dan kegiatan kompetisi menyemarakkan bulan Bahasa Bali.
Ia mengharapkan anak-anak muda sejak dini tumbuh dengan rasa cinta terhadap budaya dan bahasa Bali agar tidak tergerus globalisasi.
"Maka dibuatlah regulasi mulai dari tingkat provinsi hingga desa bekerja sama dengan para penyuluh bahasa untuk mengembangkan Bahasa Bali dan memasukkannya dalam pelajaran muatan lokal," ucapnya.
Pemerintah Provinsi Bali membentuk Bulan Bahasa Bali berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali.
Perda itu kemudian diperkuat dengan aturan turunan yakni Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali.