Denpasar (ANTARA) - Pemain Bali United mengantongi pemahaman aturan perwasitan termasuk tentang asisten wasit berbasis video (VAR) melalui pelatihan yang diberikan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk menjalani kompetisi Liga 1 Indonesia.
“Pemain, ofisial, dan pelatih bisa memperoleh ilmu untuk dipahami guna menjalani pertandingan di kompetisi Liga 1,” kata Pelatih Kepala Bali United Stefano Cugurra di Denpasar, Selasa.
Rencananya, implementasi VAR diterapkan pada laga pamungkas Liga 1 Indonesia, kompetisi kasta teratas klub sepak bola tanah air.
Sementara itu, Instruktur Wasit dari Departemen Wasit PSSI Yandri menjelaskan VAR dapat menjadi pendamping sekaligus membantu wasit di lapangan.
Namun, lanjut dia, VAR bukan menjadi alat yang memberikan keputusan di lapangan.
“VAR ini seperti asisten wasit yang hanya bersifat memberikan bantuan dalam menyatakan gol atau tidak, kartu merah atau tidak, penalti atau tidak, ketika wasit yang bertugas belum yakin dengan keputusannya,” katanya.
Selain terkait Video Assistant Referee (VAR), Yandri juga memberikan pemahaman terkait offside, pelanggaran, hingga handsball.
Yandri memaparkan dua kondisi yakni deflection play dan deliberate play atas keputusan hakim garis dalam menyatakan offside dalam suatu pertandingan.
Adapun deflection play, kata dia, pemain belakang tidak mengontrol bola melainkan terkejut mendapatkan bola pantul ke lawan yang berdiri offside, maka posisi itu disebut offside.
Sedangkan deliberate play yakni pemain belakang ada ruang dan tidak terganggu dengan rekan satu tim dan mencoba melakukan kontrol bola yang memantul ke lawan yang berdiri offside, maka menjadi onside bagi lawan.
Kemudian ia juga mengedukasi soal tipe pelanggaran yang membuat wasit memberikan kartu sesuai dengan jenis pelanggarannya.
Selain itu, soal handsball yakni ketika tangan semakin melebar dengan sengaja, maka dikatakan sebagai handsball dan jika deflection atau memantul ke arah tangan, belum tentu dianggap sebagai handsball.
“Segala aturan ini telah diatur dalam Laws of the Game tahun 2023/2024 yang sudah dikeluarkan oleh FIFA sejak Juni lalu dan kompetisi mulai menerapkannya di seluruh dunia,” katanya.
Adanya pelatihan pemahaman terkait perwasitan itu menjadi salah satu kewajiban untuk syarat lisensi standarisasi sebagai sebuah klub profesional yang bisa berkompetisi resmi di AFC.