Buleleng (ANTARA) -
Penjabat Bupati Buleleng, Bali, Ketut Lihadnyana terus mengupayakan harga beras turun di daerah itu dengan melakukan penyaluran bantuan beras kepada masyarakat kurang mampu.
"Bobotnya terhadap perhitungan inflasi besar sehingga ada kenaikan harga sedikit saja, itu akan mempengaruhi inflasi. Oleh karena itu, pemerintah daerah berkewajiban untuk mengendalikan harga beras," ujar Lihadnyana saat prosesi Penyaluran Cadangan Pangan Murah (CPP) Kabupaten Buleleng di Kantor Pos Singaraja, Sabtu.
Ia menjelaskan, dirinya telah melakukan kerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk memasok sekitar lima ton beras setiap minggunya kepada masyarakat.
Hal tersebut dilakukan untuk terus bisa mengendalikan harga. Saat ini, harga beras di pasaran mencapai Rp16.000 untuk kualitas medium dan hingga Rp17.000 untuk kualitas lebih tinggi.
Baca juga: Presiden Jokowi: Negara lain tidak ada bantuan beras seperti Indonesia
Terkait itu, Lihadnyana menyatakan telah memberikan instruksi kepada Perusahaan Daerah (PD) Pasar untuk menurunkan harga beras hingga sampai Rp14.000 atau hingga Rp13.000 dengan harga beras yang terkendali, daya beli masyarakat akan terjaga.
"Saya perintahkan untuk mengendalikan harga. Jangan memberatkan masyarakat dari kenaikan harga beras itu. Apalagi kita mengantisipasi Hari Raya Galungan, Hari Raya Nyepi, dan Idul Fitri. Pemerintah daerah juga harus terus mengantisipasi ha-hal semacam itu. Intinya harga jangan sampai memberatkan masyarakat," katanya.
Lebih lanjut, Lihadnyana juga menyampaikan salah satu strategi teknis yang dilakukan untuk mengendalikan harga beras adalah membuat gerai-gerai di pasar di tempat pedagang.
Harapan selanjutnya adalah jika di pedagang harga tinggi, masyarakat bisa lari ke gerai pemerintah yang menjual harga beras dengan lebih rendah. Upaya itu diharapkan akan mempengaruhi perkembangan harga di pasaran.
Baca juga: Bulog Bali alokasi CBP di pasar murah pemda sambut Galungan
Terkait dengan hasil panen yang menurun, pihaknya memperkirakan hasil beras dari petani lokal sudah diserap oleh Perusahaan Daerah (PD) Swatantra.
Selain itu, juga dilakukan kerja sama dengan daerah lain untuk saling mengisi ketika ada kekurangan atau surplus pasokan beras.
"Kami telah memetakan kira-kira harga beras naik atau tidak. Kalau sudah ada kecenderungan naik, PD pasar harus bekerja ekstra. Tulis harga Rp13.000 itu yang besar sehingga semua bisa lihat. Masyarakat tidak mungkin cari harga lebih mahal, pasti yang lebih terjangkau," demikian Lihadnyana.
Pada saat yang sama, Pimpinan Wilayah Bulog Provinsi Bali Sony Supriadi mengkonfirmasi bahwa pihaknya akan memasok Kabupaten Buleleng dengan lima ton beras setiap minggunya.
Pihaknya mengaku di gudang Bulog Buleleng telah ada stok 1.500 ton beras yang diperuntukkan bagi SPHP maupun untuk bantuan pangan. Jumlah tersebut diperkirakan cukup hingga Maret atau April.
Sementara itu, beras SPHP adalah program Bulog, beras tersebut harus dijual dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp10.900 per kilogram. Dengan harga maksimal per lima kilogram adalah sebesar Rp54.500.
Penjabat (PJ) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyalurkan bantuan pangan kepada 51.075 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Setiap KPM akan menerima 10 kg beras sebanyak tiga kali yang akan disalurkan hingga akhir Maret 2024. Upaya ini diyakinkan akan menurunkan harga beras di pasaran dan meringankan masyarakat Kabupaten Buleleng.