Denpasar (ANTARA) - PT Pertamina melalui unit operasi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Sanggaran, Denpasar meningkatkan keahlian pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) disabilitas melalui program pelatihan menjadi barista di Bali.
“Kami berharap nanti tidak hanya kafe kopi tapi juga berkembang menjadi toko kue dan nanti kami bantu lagi untuk pemasaran daring untuk dieskalasi,” kata Manager TBBM Sanggaran Adhi Sadewo Broto di Denpasar, Senin.
BUMN minyak dan gas melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara itu fokus memberikan pelatihan barista sejak Juli 2023.
UMKM barista itu membuka toko aneka minuman kopi “Difel Cafe” Gantari Jaya di gedung Grha Nawasena milik Pemerintah Kota Denpasar.
Gedung yang berlokasi di Jalan Kamboja Denpasar itu selama ini menjadi sentra pembinaan disabilitas untuk terjun di sektor UMKM berbagai jenis usaha, salah satunya yang terbaru menekuni profesi barista.
Baca juga: PLN asah kreativitas bersama anak-anak disabilitas di Bali terapkan ESG
Perusahaan pelat merah itu menyalurkan dana total Rp114 juta salah satunya untuk UMKM disabilitas barista itu yang dialokasikan untuk pelatihan selama enam bulan, peralatan mesin pengolah minuman kopi hingga bahan baku kopi.
Selain disabilitas barista, dana tersebut juga untuk UMKM disabilitas mental yang memproduksi dupa di kawasan Sesetan, Denpasar.
Sementara itu, salah satu pelaku UMKM disabilitas I Made Juniarta mengungkapkan ide untuk barista karena minuman kopi menjadi bagian gaya hidup masyarakat.
Apalagi di kawasan itu, banyak terdapat sekolah, kampus, serta kantor pemerintahan sehingga memiliki potensi pasar yang besar.
Rencananya, UMKM itu membuka angkringan menyesuaikan tren kekinian anak muda yang gemar bertemu atau nongkrong.
“Kami ingin menggali diri menjadi barista karena berpotensi meningkatkan kepercayaan diri kepada non disabilitas,” katanya.
Baca juga: Disnaker sarankan masyarakat Celukan Bawang catat TJSL yang dibutuhkan
Ada pun pelaku UMKM disabilitas itu di antaranya tuna daksa, tuna netra dengan kategori low vision atau pandangan rendah, dan tuna rungu dan tuna wicara.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty mengungkapkan pelatihan itu mendorong jumlah disabilitas yang mengembangkan UMKM.
Saat ini, lanjut dia, sudah ada 40 pelaku UMKM disabilitas yang menjadi pelaku usaha produktif dari total 1.170 disabilitas di Denpasar.
“Kehadiran korporasi ini menjadi potensi sebagai sumber kesejahteraan sosial warga disabilitas,” katanya.