"Kami mencoba selalu berada di tengah komunitas dan salah satu komunitas yang kami lihat perlu dorongan dari perusahaan adalah penyandang disabilitas untuk bisa berkembang," kata Manajer Maybank Indonesia Cabang Denpasar IGN Mulya Perbawa setelah membuka pelatihan kewirausahaan di Denpasar, Sabtu.
Program pemberdayaan ekonomi bagi penyandang disabilitas tersebut bertajuk "Mencapai Kemandirian dan Kewirausahaan Berkelanjutan" (RICE) itu digelar selama tiga hari bersama Maybank Foundation, yayasan sosial milik grup perusahaan perbankan yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia tersebut.
Total penyandang disabilitas yang mengikuti pelatihan tersebut mencapai 65 orang dari seluruh Bali dengan beberapa tahap pelatihan. Untuk pelatihan tahap pertama digelar pada 29-31 Juli 2017 untuk peserta sebanyak 30 orang.
Pelatihan tahap kedua digelar pada 2-4 Agustus 2017 untuk 35 peserta dari kalangan penyandang disabilitas di Kabupaten Gianyar.
Sebelumnya, Mulya menjelaskan para peserta pelatihan tersebut telah merintis usaha, di antaranya konveksi, makanan, kerajinan tangan, dan elektronika, namun masih memerlukan dukungan untuk meningkatkan usaha mereka.
Selain dibekali pengetahuan kewirausahaan, para peserta juga akan didampingi secara personal selama tiga hingga enam bulan dalam meningkatkan kapasitas usaha yang pada akhirnya meningkatkan taraf hidup mereka.
Program RISE di Bali, lanjut dia, merupakan awal dari rangkaian program untuk memberikan pelatihan kepada dua ribu orang penyandang disabilitas yang akan dilakukan selama dua tahun mendatang di tujuh kota di Indonesia.
Program tersebut hadir menyusul proyek percontohan di Jakarta dan Yogyakarta kepada 211 orang peserta.
Mulya menyebutkan dari implementasi program dalam proyek percontohan tersebut hingga Juli 2017 sebanyak 40 persen peringkat terbaik penyandang disabilitas yang ikut program RISE, telah mampu meningkatkan pendapatan usaha rata-rata hingga 351,8 persen.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Denpasar I Made Mertajaya mengapresiasi pelaksanaan pelatihan kewirausahaan kepada penyandang disabilitas tersebut sehingga dapat membantu program pemerintah.
Dengan keterlibatan pihak swasta mendorong pemberdayaan ekonomi warga dengan keterbatasan fisik itu maka semakin terbuka upaya pemerintah untuk menjembatani kepada kalangan pengusaha dan perbankan.
"Ini hal yang positif dan bagus karena swasta seperti Maybank ini salah satu pioner yang bagus untuk ikut menjembatani dalam membangun kesempatan penyandang disabilitas untuk mampu dan percaya diri dalam berusaha dan nanti bisa mandiri," ucapnya.
Sementara itu, seorang peserta Komang Cewati mengapresiasi pemberdayaan ekonomi tersebut karena dirinya belum pernah mendapatkan pelatihan kewirausahaan.
Wanita berusia 46 tahun dari Tabanan itu saat ini menekuni usaha kerajinan tangan dari kayu dan karyanya telah diserap salah satu pusat perbelanjaan di kawasan BTDC Nusa Dua.
"Saya berharap pelatihan ini membuat usaha saya semakin baik dari sebelumnya," ucapnya.(DWA)