Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tetap terjaga untuk mendukung pemulihan ekonomi yang tumbuh sekitar 5 persen selama delapan kuartal.
"APBN tetap terjaga untuk mendukung pemulihan ekonomi yang tumbuh sekitar 5 persen selama delapan kuartal," kata Menkeu Sri Mulyani dalam acara Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Alokasi Transfer Ke Daerah Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, Rabu.
Dalam delapan kuartal tersebut, Menkeu Sri Mulyani menuturkan gejolak ekonomi tidak pernah berhenti. Kenaikan dan volatilitas harga komoditas yang meningkatkan inflasi dan menyebabkan kenaikan suku bunga di negara-negara maju menyebabkan munculnya arus modal keluar dan tekanan nilai tukar.
"Indonesia telah mampu keluar dari pandemi COVID-19 dan terus mampu menjaga kinerja pertumbuhan ekonomi di dalam kuartal yang cukup panjang," ujarnya.
Baca juga: Menkeu dorong pemda untuk kedepankan penanganan perubahan iklim
Di sisi lain, fenomena El Nino mempengaruhi harga pangan di Indonesia. Situasi tersebut yang kemudian harus ditangani oleh semua pihak dan APBN menjadi instrumen yang sangat penting untuk menjaga perekonomian Indonesia.
Selain keseimbangan eksternal atau neraca pembayaran yang tetap terjaga, kinerja neraca perdagangan yang surplus 42 bulan dan transaksi berjalan yang terus terjaga juga memberikan kontribusi terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.
Dalam kurun waktu 2020 hingga penghujung tahun 2023, APBN merupakan instrumen yang terus diandalkan di dalam menghadapi berbagai gejolak dari mulai pandemi COVID-19 hingga kenaikan harga energi dan pangan. APBN juga menjadi instrumen penting untuk memulihkan ekonomi dan melindungi masyarakat.
"Tahun 2024 adalah tahun terakhir dari Kabinet Indonesia Maju. APBN akan terus mendukung transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan untuk menuju Indonesia maju dengan terus membangun pondasi kualitas sumber daya manusia, membangun infrastruktur, dan mendukung reformasi lainnya," ujarnya.
Baca juga: Menkeu optimis penerimaan pajak capai target Rp1.818 triliun
APBN juga mendukung penguatan ketahanan dan keamanan Republik Indonesia. APBN terus menjaga stabilitas sosial ekonomi dan mendukung program-program prioritas nasional.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III-2023 membaik di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global, sehingga mampu terus menopang ketahanan eksternal Indonesia.
NPI pada triwulan III-2023 menunjukkan perbaikan signifikan dengan mencatat defisit 1,5 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada triwulan sebelumnya yang sebesar 7,4 miliar dolar AS. Kondisi itu ditopang oleh defisit neraca transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial yang membaik.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir September 2023 tercatat tetap tinggi sebesar 134,9 miliar dolar AS, atau setara dengan pembiayaan enam bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Pada triwulan III-2023, transaksi berjalan mencatat defisit 0,9 miliar dolar AS (0,2 persen dari produk domestik bruto/PDB), jauh menurun dibandingkan dengan defisit 2,2 miliar dolar AS (0,6 persen dari PDB) pada triwulan sebelumnya.