Surakarta (ANTARA) - Pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Abu Bakar Ba'asyir menyambangi Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan menitipkan surat untuk calon presiden Prabowo Subianto.
Dalam kunjungannya ke Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin, Ba'asyir tidak dapat menemui Gibran secara langsung karena padatnya jadwal putra sulung Presiden Joko Widodo itu sebagai cawapres pendamping Prabowo.
"Inginnya ketemu (langsung), tapi susah," kata Ba'asyir di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin.
Dengan begitu, Ba'asyir menitipkan surat tersebut ke Bagian Umum Pemerintah Kota Surakarta.
Baca juga: Prabowo sebut demokrasi harus jadi arena persaingan gagasan yang sehat
Melalui surat tersebut, Ba'asyir ingin menyampaikan nasihatnya kepada calon presiden yang nantinya terpilih pada Pilpres 2024. Selain kepada Prabowo, Ba'asyir juga menyampaikan surat kepada tiga capres peserta Pilpres 2024.
"Allah mewajibkan umat Islam yang mengerti agama harus berusaha menyampaikan nasihat kepada kepala negara. Itu kewajiban saya dalam agama saya, mesti menyampaikan nasihat," kata Ba'asyir.
Dia menjelaskan sebagai sebagai seorang pemimpin yang beragama Islam, maka pemimpin itu wajib mengatur negara dengan hukum Islam dan hukum Allah Swt.
"Supaya selamat. Memang ini banyak pertentangan dari non-muslim, tetapi tidak apa-apa, itu sudah sunatullah," kata Ba'asyir.
Baca juga: Prabowo Subianto sebut Indonesia akan punya mobil dan motor buatan anak bangsa
Dia mengaku juga telah menyerahkan surat serupa kepada capres Anies Baswedan. Sementara itu, untuk capres Ganjar Pranowo, Ba'asyir mengatakan dia akan memberikan surat itu secara langsung di Semarang, Jawa Tengah.
"Untuk Pak Prabowo, kami harapkan yang menyampaikan wakil beliau, yakni Wali Kota Surakarta Gibran. Surat ini merupakan surat kewajiban agama, ulama wajib memberikan nasihat kepada presiden supaya dalam menjalankan tugasnya bisa menyelamatkan negara dengan baik," kata Ba'asyir.
Soal diterima atau tidaknya nasihat tersebut, dia mengatakan itu merupakan ketentuan Allah Swt.
"Mau diterima, mau tidak, Allah yang menentukan nanti; yang penting kami sudah sampaikan," ujarnya.