Payakumbuh (Antara Bali) - Wali Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Riza Falepi, ketua LKAAM dan MUI setempat mengecam film "Cinta Tapi Beda" karya Hanung Bramantyo karena dinilai menyimpang dari filsafah Minangkabau.
"Film ini memojokkan masyarakat Minang yang kental dengan Islam dan memutar balikkan fakta. Warga Minang adalah pemeluk Islam. Karena itulah ajaran Adat Basandikan Syara' dan Syara' Basandi Kitabullah," sebut Riza Falepi di Payakumbuh, Minggu.
Cerita film "Cinta Tapi Beda" yang sebagian lokasi shooting-nya di Sumbar, menurut dia, tidak sesuai dengan kehidupan gadis atau budaya Minangkabau. "Mana ada gadis di Minangkabau yang beragama katolik?!," kata dia.
Ketua LKAAM Payakumbuh, Indra Zahur Dt Rajo Simarajo dan Ketua MUI Mismardi mengutarakan hal senada. Kedua tokoh adat dan agama ini menilai film tersebut sangat tidak sesuai dengan ajaran adat Minangkabau.
"Sejak leluhur kita mengajarkan nilai-nilai kehidupan, beragama, berkorong berkampung, nilai-nilai Islam tetap melekat dalam ajaran adat Minang," kata Indra Sahur.
Ketua MUI Payakumbuh, Mismardi, mengkhawatirkan film tersebut akan merusak sendi-sendi adat dan budaya masyarakat Minang dalam berkehidupan sehari-hari yang sangat menjaga hubungan antar sesama. (*/DWA/T007)
Film "Cinta Tapi Beda" Dikecam
Minggu, 6 Januari 2013 15:19 WIB