Denpasar (ANTARA) - PT Bank Maybank Indonesia mengalokasikan Rp17,2 triliun untuk mendukung pembiayaan berkelanjutan termasuk UMKM dan transisi menuju energi bersih.
“Itu komitmen kami sampai 2025,” kata Direktur Manajemen Risiko Maybank Indonesia Effendi di sela penanaman mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Jumat.
Ia menjelaskan alokasi pembiayaan tersebut merupakan bagian dari mobilisasi grup korporasi perbankan itu sebesar 80 miliar ringgit Malaysia.
Pihaknya memulai program tersebut sejak 2022 dan ditargetkan pada akhir 2023 sudah tersalurkan mencapai Rp3,3 triliun.
Ia merinci dari Rp3,3 triliun, sekitar Rp1,2 triliun terserap oleh usaha mikro kecil atas bekerja sama dengan PT Permodalan Nasional Madani (PMN) Mekaar atau Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera.
Pembiayaan lainnya, ujar dia, juga disalurkan untuk proyek berbasis ramah lingkungan atau hijau tang perlahan mengurangi ketergantungan energi fosil.
“Kami partisipasi untuk green financing. PLN banyak melakukan konversi energi fosil yaitu dari batu bara ke energi baru terbarukan atau lebih hijau,” katanya.
Jenis pembiayaan yang dikucurkan tersebut, kata dia, juga termasuk pembiayaan lingkungan, sosial dan pemerintah atau EVG.
Untuk menggenjot komitmen pembiayaan berkelanjutan hingga 2025, pihaknya akan agresif mengalokasikan pendanaan.
Pasalnya, berdasarkan analisis pasar saat ini perilaku masyarakat semakin sadar mengenai program berkelanjutan.
Bank swasta nasional itu pun tidak hanya sekedar mengucurkan pembiayaan tapi juga mengajak nasabah untuk ikut melakukan upaya pemanfaatan energi yang ramah lingkungan termasuk melakukan efisiensi energi.
“Kami pastikan yang namanya pembiayaan tidak berhenti seketika tapi bagaimana mengajak nasabah untuk ikut melakukan transisi energi,” katanya.
Di tataran internal korporasi itu, imbuh dia, sudah melakukan upaya transisi misalnya utilisasi kendaraan listrik, memanfaatkan pengatur suhu ruangan cerdas hingga memanfaatkan panel surya sebagai sumber energi.
Khusus terkait energi, Grup Maybank telah mengurangi sebesar 41 persen emisi per akhir tahun 2022 sebagai bentuk dukungan netralitas karbon dan emisi nol karbon pada 2060 atau lebih cepat.