Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menilai sosok antropolog Alm Prof Dr I Gusti Ngurah Bagus sebagai pionir pembaruan di Pulau Dewata itu.
"Prof Bagus dapat dikatakan sebagai tokoh pembaharuan di Bali. Mudah-mudahan dengan buku ini dapat menjadi referensi kita semua dalam menata Bali lebih baik lagi," katanya dalam sambutan peluncuran buku "Menerobos Badai, Biografi Intelektual Prof Dr I Gusti Ngurah Bagus" di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, Prof Bagus dalam pandangannya yang kritis sudah dari dulu menyebutkan bahwa Bali memerlukan sumber daya manusia yang hebat, berkarakter, berbudaya, dan adiluhung untuk mampu bersaing di tengah kondisi daerah yang tidak memiliki kekayaan alam.
"Prof Bagus juga menyarankan agar di daerah kita mengembangkan pariwisata yang berwawasan budaya. Bali jangan dijual terlalu murah karena mempunyai martabat yang wajib dijaga. Saya harapkan kita semua dapat menularkan pemikiran-pemikirannya," ucapnya.
Buku setebal 1.200 halaman itu ditulis oleh Dr I Nyoman Wijaya, salah satu pengajar di Fakultas Sastra Universitas Udayana. Sebagian dari buku yang disusunnya sejak beberapa tahun yang lalu merupakan hasil telaah pemikiran dan pergumulannya dengan almarhum Prof Dr I Gusti Ngurah Bagus yang saat itu masih menjadi dosen Antropologi Unud.
Sementara itu, Jean Couteau salah satu "pembedah" buku mengatakan, sosok Prof Bagus yang pernah menjabat Kepala Balai Bahasa selama 28 tahun itu sebagai cendekiawan karena ia lebih dari sekadar akademisi dan budayawan.
"Ia bahkan sejak 1990-an sudah mengatakan bahwa perombakan dasar ekonomi yang memengaruhi masyarakat Bali lebih disebabkan oleh para pengusaha dari Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia yang telah membeli tanah-tanah Bali dan bukan karena perilaku hedonis sebagai dampak globalisasi," katanya.
Prof Bagus, lanjut dia, meskipun seorang antropolog juga sebagai perintis studi pariwisata, aktivis, dan menaruh minat pada politik. Gagasannya yang jauh ke depan dan disampaikan dengan berani serta akhirnya banyak terbukti, saat itu mungkin dianggap aneh.
Sedangkan pembedah lainnya, akademisi dari Universitas Pendidikan Ganesha Prof Nengah Bawa Atmaja menilai Prof Bagus dapat disejajarkan sebagai "bhagawan" atau mahaguru Antropologi bagi Bali.
"Gagasannya tidak saja teoritis, tetapi berisi nilai-nilai praktis. Ia punya konsen terhadap Hindu dan desa pakraman (desa adat) di Bali dan menyebut bahwa hidup matinya kebudayaan di daerah kita sangat tergantung dari keberadaan desa pakraman," kata Prof Bawa. (LHS/T007)