Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berharap target pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 358 juta ton dapat tercapai pada tahun 2023 mendatang.
"Kita juga punya target menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 290 juta ton di tahun 2023, yang sudah kita tingkatkan menjadi 358 juta ton, " ujar Arifin dalam Indonesia Solar Summit 2023 di Jakarta, Rabu.
Seiring dengan itu, ia menyebutkan bauran energi nasional juga harus bisa mencapai 23 persen energi bersih pada tahun 2025 mendatang, yang mana saat ini baru mencapai hampir 12,5 persen.
"Di 2025 kita harus bisa mencapai 23 persen energi baru di dalam bauran energi kelistrikan yang ada, saat ini baru mencapai hampir 12,5 persen, waktunya tinggal dua tahun," ujar Arifin.
Tidak hanya itu, lanjutnya, pemerintah juga menargetkan energi bersih dapat masuk ke Indonesia sebesar 300 Giga Watt (GW) pada tahun 2023 mendatang, yang mana berpeluang akan ditingkatkan menjadi tiga kali lipat.
"Kalau di 2030 ditargetkan 300 GW energi bersih harus masuk, maka ada himbauan untuk meningkatkan target bauran menjadi tiga kali lipat," ujar Arifin.
Dalam kesempatan ini, Arifin menyebut Kementerian ESDM bersama para stakeholder telah melakukan berbagai program dalam upaya menurunkan emisi gas rumah kaca, salah satunya pemanfaatan tenaga surya yang potensinya besar di Indonesia.
“Indonesia punya potensi yang sangat besar untuk memanfaatkan energi surya. Kita adalah negara tropis ada di jalur khatulistiwa, dan kita mempunyai banyak lahan,” ujar Arifin
Sebagaimana dokumen National determined contribution (NDC), pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 358 juta ton CO2 atau 12,5 persen dengan kemampuan sendiri atau 446 juta ton CO2 atau 15,5 persen dengan bantuan internasional pada 2030.
Selain itu, pemerintah juga menargetkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Menteri ESDM target turunkan 358 juta ton emisi tercapai di 2023
Rabu, 26 Juli 2023 14:33 WIB