Denpasar (ANTARA) -
PT ASDP Indonesia Ferry mempercepat waktu bongkar muat kapal di Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur dan Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali. untuk mengatasi antrean panjang kendaraan.
“Waktu bongkar muat yang sebelumnya 15 menit, kami percepat menjadi 10 menit. Dengan percepatan itu, bongkar muat lebih efisien selain untuk mengatasi antrean kendaraan yang hendak masuk ke kapal,” kata General Manajer PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, Syamsudin, dalam keterangan diterima di Denpasar, Bali, Kamis.
Selain bongkar muat, kata dia, pihaknya juga melakukan penambahan armada kapal yang melayani penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.
Menurut Syamsudin, untuk kapal yang sandar di Dermaga Movable Bridge (MB) 1, 2 dan 3 ditambah dari sebelumnya hanya berjumlah 15 menjadi 18 kapal.
“Demikian juga di dermaga LCM (landing craft machine), armada kami tambah dari 12 menjadi 15 kapal,” katanya.
Baca juga: Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk ditutup sementara akibat cuaca buruk
Sebagai dua pelabuhan yang terkoneksi, koordinasi dan kesamaan sistem dua tempat ini penting agar pelayanan penyeberangan Jawa-Bali dan sebaliknya, berjalan lancar.
Pihaknya mengimbau pengguna jasa penyeberangan untuk memesan tiket secara online, serta tidak membeli tiket melalui calo.
“Ada aplikasi Ferizy untuk pembelian tiket. Isi data dengan lengkap, agar mudah saat hendak menyeberang,” katanya.
Terkait dengan antrean kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk beberapa waktu lalu dan belakangan juga terjadi di Ketapang, PT ASDP Indonesia Ferry terus melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan serta infrastruktur untuk mengatasi hal tersebut.
Baca juga: Penumpang kapal penyeberangan Ketapang-Gilimanuk naik 45 persen
“Dengan berbagai upaya serta kerja sama semua pihak terkait, kami berharap antrean menuju Pelabuhan Ketapang bisa segera teratasi,” katanya.
Menurut dia, peningkatan jumlah kendaraan yang hendak menyeberang dipengaruhi libur panjang sekolah saat ini.
Beberapa waktu lalu, antrean panjang sempat terjadi di Pelabuhan Gilimanuk yakni sekitar tujuh kilometer dari pelabuhan.
Saat itu, untuk mengurai antrean di jalan raya Denpasar-Gilimanuk, jajaran Polres Jembrana membuka kantong-kantong parkir seperti saat arus mudik Idul Fitri.
Beberapa hari belakangan, dari informasi yang diperoleh menyebutkan giliran antrean panjang kendaraan terjadi di Pelabuhan Ketapang.
Sejumlah warga Kabupaten Jembrana yang pulang dari Jawa mengaku harus antre berjam-jam sebelum bisa masuk pelabuhan.
“Saya antre dari jam 04.00 WIB, sampai hampir pukul 12.00 WIB baru bisa masuk pelabuhan,” kata Husnaen, warga asal Desa Pengambengan, Kecamatan Negara yang pulang dari Jember.