Jakarta (ANTARA) -
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, Listyo Sigit meminta seluruh jajarannya untuk bersiaga, baik di jalan tol maupun arteri, serta memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
"Saya perintahkan anggota terkait adanya pergeseran prediksi puncak arus balik ini, ada distribusi sampai hari Minggu nanti. Saya minta anggota siap siaga baik tol maupun arteri, sehingga distribusi dari puncak arus balik semua masyarakat terlayani," katanya.
Dia menyebutkan akan ada sekitar 203 ribu kendaraan per hari yang melintas saat puncak arus balik. Oleh karena itu, pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi, mulai dari pemberian diskon tol hingga rekayasa lalu lintas untuk mengurai kepadatan.
Baca juga: Kapolri upayakan arus balik mudik Lebaran lancar
Pemerintah juga telah mengimbau masyarakat untuk menghindari puncak arus balik dengan memberikan kesempatan bagi TNI-Polri, BUMN, dan ASN untuk menghindari puncak arus balik dengan mengajukan cuti tambahan.
"Pak menkopolhukam juga telah menginformasikan bahwa untuk kegiatan halalbihalal digeser tidak minggu ini, tetapi minggu depan," jelasnya.
Sigit mengatakan bahwa puncak arus balik, yang harusnya terjadi pada Selasa (25/4), mengalami perubahan. Berdasarkan hasil pengecekan, terdapat penurunan sebanyak 13 persen jumlah kendaraan dari prediksi awal.
"Tentunya, ini akan kami tunggu apakah penurunan 13 persen tetap berlaku. Artinya, kalau bertahan, kami sudah bisa menurunkan prediksi puncak yang 203 ribu karena bisa turun 13 persen," ucapnya.
Baca juga: Kapolri imbau pemilir Lebaran patuhi aturan arahan petugas di lapangan
Dengan adanya pergeseran arus balik tersebut, Sigit mengajak masyarakat memanfaatkan beberapa hari terakhir ini untuk kembali ke Jakarta dan sekitarnya. Dia pun memperkirakan para pelaku perjalanan akan kembali ke Jakarta dan sekitarnya pada Kamis (27/4) dan Jumat (28/4) setelah ada kebijakan diskon tarif tol.
"Hal ini silakan dimanfaatkan sehingga rangkaian arus balik kami antisipasi dan semua berjalan lancar walaupun terjadi kepadatan dan kami hindari risiko stuck atau terjebak kemacetan luar biasa," jelasnya.
Lebih jauh, Sigit menyoroti kegiatan masyarakat yang masih cukup tinggi setelah melakukan pengamatan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat, sehingga berdampak kepada beban di jalur arteri.
"Ini menjadi perhatian kami. Jalur arteri memiliki beban yang lebih tinggi dari biasanya karena kegiatan masyarakat tentunya menjadi hal yang kita pantau juga," ujar Listyo Sigit.