Denpasar (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Wilayah Bali dan Nusa Tenggara menerima penukaran uang pecahan kecil maksimal Rp3,8 juta per orang untuk memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran 2023.
"Kami memiliki 13 kantor cabang di Pulau Bali, enam Kantor Cabang di NTB, dan 12 kantor cabang di NTT," kata Kepala BRI Regional Denpasar Recky Plangiten di Denpasar, Bali, Jumat.
Namun, pihaknya tidak membeberkan detail nominal total uang yang disediakan untuk melayani penukaran uang pecahan kecil itu.
Dia menjelaskan penukaran uang pecahan kecil dapat dilakukan hingga 18 April 2023.
Ia menambahkan seluruh kantor cabang bank BUMN itu siap melayani masyarakat yang memerlukan uang pecahan kecil untuk persiapan Lebaran.
Baca juga: BI Bali prediksi penukaran uang untuk lebaran akan mencapai Rp2,9 triliun
Masyarakat yang hendak menukarkan uang, kata dia, cukup datang langsung ke kantor cabang terdekat dengan membawa uang yang akan ditukarkan.
Penukaran uang, lanjut dia, akan disesuaikan dengan ketersediaan dan pasokan dari Bank Indonesia.
"Masyarakat bisa dilayani pada pukul 09.00 hingga 12.00 WITA atau selama persediaan masih ada," ucap Recky.
Layanan penukaran uang pecahan kecil untuk Lebaran merupakan sebagai bagian dari program Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (Serambi) Bank Indonesia 2023.
Baca juga: BI Bali sediakan mobil penukaran uang di delapan pasar
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho memproyeksi kebutuhan uang tunai selama Ramadhan 2023 sebesar Rp2,98 triliun atau meningkat lima persen dibandingkan 2022 yang tercatat sebesar Rp2,82 triliun.
"Kami meyakini bahwa pada periode Hari Raya Idul Fitri ini akan mendorong peningkatan aktivitas ekonomi yang tentunya berdampak pada meningkatnya kebutuhan uang tunai," kata Trisno.
Menurut dia, program Serambi sebagai bentuk komitmen memastikan ketersediaan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup dan layak edar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh Bali pada periode Ramadhan 2023.
Dalam rangkaian Serambi 2023 juga diisi edukasi cinta bangga paham Rupiah khususnya mengenai cara pengelolaan uang.
"Hal ini seiring dengan permintaan uang yang semakin meningkat selama Ramadhan sehingga kami mengimbau masyarakat untuk belanja bijak menggunakan rupiah. Hal ini selaras dengan program pemerintah untuk menekan kenaikan harga barang atau inflasi," kata Trisno.