Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia berikhtiar mencapai target nilai realisasi investasi sebesar Rp1.400 triliun pada tahun 2023.
Upaya tersebut akan dicapai dengan syarat stabilitas politik dijaga.
“Dalam berbagai kesempatan saya katakan bahwa kalau kita masih mempertentangkan kampret dan cebong, maka nanti kita ekonomi kita terseok-seok, tidak bisa realisasi investasi ini tercapai. Namun, saya yakin di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, maka insyaAllah ekonomi indonesia ke depan akan ke arah yang lebih baik,” kata dia dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023 pada Kamis (6/4) yang dipantau secara virtual di Jakarta, Jumat.
Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan bahwa keadaan global diliputi ketidakpastian. Mulai dari perang dagang antara Amerika Serikat dengan China, pandemi COVID-19, perang Ukraina-Rusia, krisis energi dan pangan, serta ketegangan di Laut Cina Selatan (LCS).
Keadaan itu membuat hampir seluruh pemimpin dunia melakukan pertarungan leadership untuk mampu berkontribusi dan tetap bertahan dalam situasi tersebut.
“Kita tidak usah risau dengan kondisi itu, kita menganut asas manajemen ‘tiba saat, tiba akal’, karena saya sudah baca buku Bu Menkeu (Menteri Keuangan Sri Mulyani), bahwa di UI (Universitas Indonesia) tidak ada yang menjelaskan mengelola investasi di masa pandemi, di Harvard pun tidak. Jadi yang ada adalah intuisi dan tiba saat, tiba akal,” ungkap Bahlil.
Meskipun diliputi berbagai ketegangan di tingkat global, capaian realisasi investasi tahun 2022 mencapai Rp1.207,2 triliun atau lebih dari target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo sebesar Rp1.200 triliun.
Komposisi realisasi investasi di tahun 2022 terbagi menjadi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp654,4 triliun atau 54,2 persen dan Penanaman Modal Asing Dalam Negeri (PMDN) Rp552,8 triliun atau 45,8 persen.
“Inilah kenapa global itu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional kita dan investasi kita. Jadi bayangkan dunia ini ribut terus, uang Rp1.207,2 triliun yang beredar itu, FDI (Foreign Direct Investment/PMA) kita 54 persen dan ketika global kondisinya seperti ini, hampir semua negara butuh FDI. Menurut data, FDI tertinggi di Asia Tenggara itu Singapura, kedua Indonesia,” ucap Menteri Investasi.
Karena itu, pihaknya kembali didorong untuk mencapai target investasi sebesar Rp1.400 triliun pada tahun 2023.
“Padahal yang kita setujui Rp1.300, tiba-tiba Pak Harso (Menteri/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa) main dorong aja Rp1.400 triliun ke Presiden, kan pusing juga kita. Tapi gapapa lah, ini sebuah tantangan bagi kami,” ujar dia.