Denpasar (ANTARA) -
Kepolisian Daerah (Polda) Bali menyatakan bahwa informasi terkait warga negara Australia yang mengalami penganiayaan dan perampokan di wilayah Kuta, Kabupaten Badung, Bali adalah hoaks dan tidak jelas kebenarannya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar Polisi Stefanus Satake Bayu Setianto dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Bali, Selasa mengatakan informasi tentang perampokan dan penganiayaan terhadap WNA asal Perth, Australia atas nama Lachlan Briam Hunt terjadi pada tanggal 12 Januari 2023, sekitar pukul 04.00 WITA di wilayah Kuta.
Narasi yang menyebutkan bahwa WNA tersebut terluka parah karena dianiaya secara brutal hingga dirawat di Rumah Sakit BIMC Kuta, Badung tidak sesuai dengan fakta penyelidikan yang dilakukan oleh Polda Bali.
Menurut Satake Bayu, informasi yang sudah terlanjur viral di media sosial tersebut, sangat mengganggu kenyamanan wisatawan dan juga meresahkan situasi keamanan dan ketertiban di Bali.
"Polda Bali telah menurunkan tim untuk menyelidiki dan mencari fakta, mulai dari bukti-bukti dan saksi-saksi di lapangan tentang apa yang sebenarnya dialami WNA tersebut," kata dia.
Dari hasil interogasi tim Polda Bali terhadap saksi yang melihat apa yang dialami oleh WNA asal Perth Australia tersebut, ditemukan bahwa Lachlan Briam Hunt diduga mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal, karena pada saat itu yang bersangkutan berkendara dalam kondisi mabuk.
Hal itu terungkap berdasarkan keterangan saksi di TKP atas nama Muhsar Hadi yang menerangkan bahwa WNA tersebut sekitar pukul 04.00 WITA mengendarai motor berwarna merah dengan kecepatan tinggi.
Ketika melewati polisi tidur, motor yang dikendarainya kehilangan keseimbangan yang menyebabkan WNA terjatuh dalam posisi tengkurap, serta pingsan.
Kemudian sekitar pukul 04.30 WITA, WNA tersebut bangun dengan kondisi muka penuh darah kemudian langsung pergi meninggalkan tempat kejadian perkara.
Hal itu didukung oleh hasil penyelidikan tim Polda Bali terhadap WNA asal Perth, Australia atas nama Lachlan Briam Hunt yang pada intinya mengakui pada 12 Januari 2023 pukul 22.00 WITA, ia pergi dari Hotel Masa Inn Bali Jalan Poppies Lane, Kuta, Badung tempatnya menginap menuju engine room bersama temannya dengan menggunakan sepeda motor untuk minum-minum dan pulang dini hari sekitar pukul 03.30 WITA.
Saat perjalanan pulang, kata Satake, yang bersangkutan merasa telepon pintarnya terjatuh. Pada saat ia berusaha mengambil teleponnya tersebut ia merasa didorong oleh seseorang. Selanjutnya korban tidak ingat lagi apa yang terjadi, karena dia dalam kondisi mabuk berat.
Lachlan Briam Hunt sendiri juga mengaku tidak mengetahui siapa yang membuat dirinya menjadi viral dengan narasi dirampok dan dianiaya.
Menghadapi fenomena tersebut, Polda Bali berkesimpulan bahwa narasi penganiayaan dan perampokan terhadap WNA asal Australia tersebut adalah hoaks atau berita yang sesat.
Untuk itu, masyarakat diminta untuk tetap kritis terhadap informasi yang tidak akurat, berimbang dan penilaian yang keliru.
"Kami mengimbau kepada masyarakat Bali dan para wisatawan agar bijak menggunakan media sosial dan tidak gampang mempercayai berita-berita hoaks yang dapat memberikan citra negatif terhadap Bali," kata Satake Bayu.
Dia berharap semua elemen bersama-sama menjaga situasi ketertiban dan keamanan Bali, dan Polda Bali menjamin keamanan para wisatawan yang berkunjung ke Bali.