Komunitas perempuan keturunan Tionghoa yang tergabung dalam wadah Komunitas Cinta Kasih di Denpasar, Bali, Minggu membagikan sebanyak 1.000 angpao kepada anak-anak yang menghadiri perayaan Ekaristi di Gereja Katedral Denpasar.
Selain membagikan angpao kepada anak-anak, komunitas ini juga membagikan ribuan jeruk kepada seluruh umat yang menghadiri perayaan ibadah bernuansa Imlek itu.
"Kami membagikan sebanyak 2.500 jeruk dan 1.000 angpao dalam perayaan misa hari ini," kata Koordinator Komunitas Cinta Kasih Helen Cundawan saat diwawancarai usai merayakan ibadah di Gereja Katedral Denpasar, Bali, Minggu.
Komunitas Cinta Kasih merupakan komunitas perkumpulan perempuan keturunan Tionghoa yang berdomisili di Denpasar yang memiliki kepedulian terhadap orang-orang yang tidak mampu secara ekonomi dan diberdayakan agar dapat memiliki kehidupan yang layak serta memfasilitasi masyarakat kurang mampu mendapatkan akses yang dibutuhkan.
Secara umum, komunitas tersebut bergerak di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan kesehatan. Di bidang pendidikan, Komunitas Cinta Kasih telah membantu ribuan orang yang tersebar di Bali, Flores, Sumba, dan Sumbawa.
Di bidang kesehatan, kata Helen, komunitas tersebut bergerak memfasilitasi masyarakat untuk operasi katarak.
"Untuk operasi katarak, kami menargetkan 300 sampai 400 orang setiap kali melakukan aksi sosial. Sedangkan untuk kaca mata gratis, kami menargetkan 2.000 sampai 2.500 orang. Mudah-mudahan jumlah itu nanti bertambah," kata Helen.
Total anggota Komunitas Cinta Kasih yang berperan sebagai donatur tetap saat ini mencapai 160 orang.
"Kami fokus pada pelayanan operasi katarak karena tergerak untuk membantu banyak orang yang ingin melakukan operasi mata, tetapi tidak didukung dengan kondisi ekonomi yang ada, yang kini jumlahnya tercatat 2.000-an lebih orang sejak sebelum pandemi COVID-19," katanya.
Di bidang pendidikan, pihaknya telah banyak menyekolahkan anak-anak yang kurang mampu dari tingkat SD, SMP, SMA sampai menempuh pendidikan pada sejumlah universitas dengan berbagai jurusan, bahkan dua orang sudah menyelesaikan pendidikan dokter.
"Bantuan dari Komunitas Cinta Kasih tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi umat yang beragama Katolik, tetapi murni pelayanan untuk semua kalangan tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan," katanya.
Helen Cundawan mengatakan komunitas tersebut sebagai gerakan kemanusiaan untuk menolong banyak orang yang kurang mampu di Indonesia tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan.
Perayaan Ekaristi Tahun Baru Imlek di Gereja Katedral Denpasar hari ini berlangsung meriah dengan perpaduan atau inkulturasi antara tradisi Gereja Katolik dan kebudayaan Tionghoa yang terungkap dalam musik liturgi Katolik dengan perlengkapan yang serba merah khas perayaan Imlek.
Sementara itu, Uskup Denpasar Bali Mgr Silvester Tung Kiem San mengapresiasi langkah Komunitas Cinta Kasih yang terus bekerja memperjuangkan orang-orang yang membutuhkan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan sosial.
Uskup Silvester dalam kesempatan itu juga memberikan penekanan terhadap makna perayaan tersebut sebagai perayaan kebersamaan, persaudaraan, dan syukur atas rahmat perbedaan.
"Gereja ini kan banyak sekali ras. Imlek ini momentum untuk mengakomodasi orang Tionghoa yang beragama Katolik. Dalam gereja Katolik itu bagian dari inkulturasi," kata Silvester San.