17 Dosen Belajar Di Maroko
Kamis, 15 November 2012 7:09 WIB
London (Antara Bali) - Sebanyak 17 dosen dan guru besar dari Perguruan Tinggi Islam di berbagai wilayah Indonesia mengikuti program "Academic Recharging for Islamic Higher Education (ARFI)" di Maroko.
Program yang dirancang Kementerian Agama RI bekerjasama dengan KBRI Rabat ini bertujuan menyegarkan dan memberikan wawasan baru tentang Studi Islam dan Bahasa Arab dan diharapkan dapat ditransfer mengembangkan pendidikan tinggi di Indonesia, kata Sekretaris Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI, Suparman Hasibuan, Kamis.
Program yang berpusat di Universitas Mohamed V Agdal-Rabat berlangsung selama 45 hari dan diisi para akademisi serta cendikiawan Maroko bekerjasama dengan sembilan perguruan tinggi yang tersebar di berbagai kota serta organisasi internasional ISESCO dan institusi swasta Qalam wa Lawh Arabic Language Center serta dua pusat perpustakaan.
Program Academic Recharging secara resmi dibuka dengan studium general Dubes RI untuk Kerajaan Maroko H. Tosari Widjaja di ruang auditorium KBRI Rabat yang membawa tema Hubungan Kerjasama Indonesia - Maroko.
Di hadapan para peserta, staf KBRI Rabat dan masyarakat serta anggota PPI Maroko, Dubes Tosari Widjaja menyampaikan Islam dengan konsep khairu ummahnya telah mampu mencapai masa keemasan pada abad pertengahan dengan berbasis ilmu pengetahuan dan lembaga Pendidikan.(*/M038)