Denpasar (ANTARA) - Pengelola Edupark Rodjo Tani-Ternak (Tater) Desa Bogares Kidul, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah kini semakin lancar, menggiurkan memelihara 60 ekor ternak sapi untuk bisnis pembibitan dengan sentuhan teknologi Effective Microorganisms 4 (EM4) Peternakan.
"Usaha peternakan itu awalnya hanya empat ekor tahun 2006, atau 16 tahun silam berkembang mempunyai anak yang sebagian telah dijual kepada peternak sekitarnya, sekarang masih sisa 60 ekor,” kata pengelola ternak Sapi Edupark Rodjo Tani Ternak (Tater) Desa Bogares Kidul, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah; Udrayaka Kuntoadji; saat menerima kunjungan tim YouTube PT Songgolangit Persada dari kantor pusat - Denpasar, Bali, akhir pekan lalu.
Ia menjelaskan, bisnis pembibitan ternak sapi jenis Limousin, simetal dan jenis sapi Sumba Ongole (SO) itu hanya sapi peranakannya setelah umur empat bulan yang dijual kepada peternak sekitarnya, sedangkan induknya terus dipelihara untuk bisa melahirkan kembali.
Jika sapi induk yang tidak produktif lagi karena usianya sudah tua, setelah mendapat izin dari Dinas Peternakan Kabupaten dijual untuk dipotong memenuhi keperluan daging sapi.
Kuntoadji menjelaskan, rintisan usaha bisnis pembibitan ternak sapi itu didasarkan atas pertimbangan semakin sulitnya peternak mendapatkan bibit sapi yang bermutu, sehingga kebutuhan daging sapi di Tegal, Jawa Tengah maupun secara nasional setiap tahun mengalami kekurangan.
"Bisnis pembibitan sapi adalah solusi yang diambil untuk mengatasi kebutuhan bibit ternak sapi, guna mendukung pengembangan ternak sapi dalam memenuhi kebutuhan daging secara nasional," ujar Kuntoadji.
Menurut dia, usaha pembibitan sapi tersebut cukup menggiurkan, karena setiap induk sapi dengan pemeliharaan yang baik menggunakan sentuhan EM4 peternakan setiap tahun dapat melahirkan dan setelah anaknya berumur empat bulan langsung bisa dijual.
Harga seekor sapi bibit yang bermutu setelah umur empat bulan berkisar antara Rp18 juta-Rp24 juta per ekor.
Kebutuhan pakan ternak bagi puluhan ekor sapi pembibitan itu dapat dipenuhi dari lahan hijauan ternak yang sangat luas, ditambah limbah dari kebun jagung dan jerami setelah difermentasi dengan EM4.
"Jadi kami di sini memiliki persediaan hijauan makanan ternak yang melimpah sepanjang tahun, dan pakan hijauan fermentasi selalu tersedia," tutur Kuntoadji menambahkan.
Kebun Buah
Sementara Tasikhin, bagian pembuatan pupuk bokashi padat, cair aplikasi EM4 dan perawatan kebun Edupark Rodjo Tani Ternak (Tater) Desa Bogares Kidul, menjelaskan, hamparan lahan seluas dua hektar itu ditata sedemikian rupa ditanami puluhan jenis tanaman buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Selain enambah keindahan dan kelestarian lingkungan dengan harapan mampu sebagai tempat kunjungan wisata (agrowisata) l dan edukasi tentang pertanian.
Puluhan jenis tanaman buah-buahan ditanam secara rapi dan teratur sehingga tampak indah dan menghijau dengan sentuhan EM, teknologi yang mudah, murah, hemat energi, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Tanaman buah-buahan yang dikembangkan sejak setahun yang lalu itu antara lain, jenis tanaman jeruk, pisang, durian, kelengkeng, pepaya dan berbagai jenis tanaman buah-buahan lainnya.
Berbagai jenis tanaman buah-buahan tersebut dipelihara dan dirawat dengan baik, menggunakan pupuk organik, hasil olahan sendiri sentuhan EM4 pertanian produksi PT Songgolangit Persada.
Pupuk organik padat dan cair hasil fermentasi menggunakan EM4 pertanian itu berasal dari limbah-limbah organik, kotoran ternak sapi, kambing serta limbah dari lingkungan sekitarnya.
Manfaat yang diperoleh dari pemupukan menggunakan bahan dasar EM4 berupa bokashi padat dan bokashi cair, tamanan pepaya misalnya tubuh subur dan buah yang matang memiliki rasa manis.
Demikian pula tanaman buah-buahan lainnya seperti jambu air dan jambu kristal buahnya ukuran besar-besar dan yang sedang ditunggu-tunggu hasilnya adalah buah durian.
"Mudah-mudahan kebun buah-buahan itu tahun depan bisa dibuka untuk masyarakat umum sebagai objek wisata dan tempat edukasi (pendidikan) bagi pelajar," ujar Tasikhin berharap.
Pihaknya memberikan kesempatan kepada pelajar dari semua jenjang pendidikan untuk belajar bersama tentang bagaimana berkebun tanaman buah dengan memanfaatkan pupuk organik yang ramah lingkungan.
Hasil kebun buah-buahan seperti pisang, pepaya dan lain sebagainya selama ini banyak dibeli pedagang yang kemudian dijual kembali di pasar. Sedangkan pengunjung yang datang kami beri kesempatan untuk mencicipnya seperti buah jambu kristal, pepaya dan markisa.
Pengunjung selain mencicipi aneka jenis buah-buahan yang dihasilkan kebun organik itu juga ada yang membeli untuk dibawa pulang ke rumahnya masing-masing dengan harga yang telah ditentukan.
"Mari kita bersama-sama menanam berbagai jenis pepohonan buah-buahan sebagai upaya menjaga ketahanan pangan untuk diri sendiri beserta keluarga dan untuk belajar silahkan datang ke kebun Edupark Rodjo Tani Ternak (Tater) Desa Bogares Kidul, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah sekaligus berwisata. https://linktr.ee/em4 #EM4