Badung (ANTARA) -
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengharapkan kegiatan Global Tourism Forum-Annual Meeting (GTF-AM) 2022 mampu memberikan solusi nyata atas tantangan yang dihadapi industri pariwisata dan perjalanannya di skala global.
Harapan itu disampaikan Sandiaga Uno saat membuka kegiatan
Global Tourism Forum-Annual Meeting (GTF- AM) 2022 di Jimbaran, Badung, Bali, Kamis.
GTF-AM 2022 terselenggara atas kolaborasi Indonesia Tourism Forum (ITF) dengan World Tourism Forum Institute (WTFI).
"Kami berharap dapat memikirkan dan membentuk kembali pembicaraan tentang masalah perjalanan dan pariwisata di forum terkemuka ini, serta membangun kembali sektor ini dengan lebih baik melalui tindakan strategis," kata Sandi.
Ia mengajak dilakukan penguatan kemitraan publik-swasta untuk mendorong investasi dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, serta melatih dan membangun kapasitas manusia untuk pariwisata yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.
Sementara itu, Chairman ITF Sapta Nirwandar berharap kegiatan ini berdampak positif terhadap pengembangan pariwisata dunia, salah satunya terkait pengembangan lokasi wisata baru. Sebagai tuan rumah, ia berharap dampak tersebut itu benar-benar bisa dirasakan oleh Indonesia.
"Forum dua hari di Bali ini lebih dari sekadar “berbicara” tentang strategi dan rekomendasi di bidang pariwisata. Kami benar-benar akan berjalan dan menjalankannya, karena di sini di mana kami akan mengadakan temu bisnis,
B2B (business to business) dan B2G (business to government), serta
Investment Forum yang dihadiri oleh lebih dari 20 investor yang akan membangun industri kembali lebih kuat," kata Sapta.
Baca juga: Menparekraf minta Poltekpar Bali pastikan nama I Gede Ardika jadi inspirasi
Rangkaian GTF-AM 2022 yang berlangsung dua hari 17-18 November, turut dihadiri pembicara terkemuka dan tokoh-tokoh pariwisata internasional seperti Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Paduka Lim Jock Hoi, serta perwakilan dari European Parliament, Asia-Pacific Economic Organization (APEC), Pacific Asia Travel Association (PATA) The International Air Transport Association (IATA), Accor, Ascott, Booking.com, Travala.com, serta sejumlah perusahaan swasta terkemuka lain.
Selain itu, GTF-AM juga berusaha menghubungkan penanaman modal asing (foreign direct investment/FDI) di Indonesia dengan skema business to government (B2G) yang berfokus pada proyek di zona ekonomi eksklusif dan lokasi wisata seperti Danau Toba, Labuan Bajo, Borobudur, KEK Morotai, KEK Lido, KEK Likupang, KEK Tanjung Lesung, KEK Tanjung Kelayang, KEK Singhasari, KEK Mandalika, Sariater Bumi Mas, dan PT Indonesia Ethnowellness Nusantara.
Investor asing yang berpartisipasi berasal dari berbagai negara, seperti Rumania, UEA, Rumania, Monako, Inggris, Spanyol, Australia, dan Singapura.