Karangasem, Bali (ANTARA) - Bupati Karangasem, Bali, I Gede Dana mengecek kondisi bangunan yang tertimpa tanah longsor serta topografi daerah di wilayahnya yang terimbas bencana setelah hujan lebat pada Selasa (25/10) hingga Rabu (26/10).
Saat pengecekan langsung di Karangasem, Bali, Kamis, Bupati Gede Dana mengunjungi Banjar Dinas Dukuh, Desa Sibetan, Bebandem. Di lokasi tersebut, ia menemukan bangunan rumah yang tertimpa tanah longsor milik I Nengah Subrati yang rusak parah.
“Lokasi rumah yang tertimpa tanah longsor ini kan tepat berada di bawah tebing, karena memang sebagian besar warga di sini tinggal di tengah perkebunan dengan kontur dan topografi tanah tebing dan areal perkebunan salak,” ujar Bupati Karangasem.
Melihat dari topografi serta peta daerah rawan bencana, Gede Dana mengatakan bahwa daerah tersebut rawan bencana, sehingga ia meminta warga meningkatkan kewaspadaan di tengah kondisi curah hujan yang tinggi diperkirakan hingga Februari 2023.
Baca juga: Bali diimbau waspada bencana karena kawasan penyangga air berkurang
Selain di Desa Sibetan, Bebandem, wilayah lain di Kabupaten Karangasem yang tertimpa bencana tanah longsor akibat cuaca ekstrem hujan lebat adalah Desa Seraya Timur, di mana material longsor menghantam bangunan pura dan halaman rumah warga.
Sebagai bantuan atas kejadian tersebut, Bupati Gede Dana memberikan paket bantuan kepada keluarga korban. Tak hanya korban tanah longsor, orang nomor satu di Pemkab Karangasem itu turut menyambangi korban banjir yang menerjang Sungai Tukad Panti.
"Di Banjar Dinas Tukad Sabuh, Desa Duda, Kecamatan Selat, banjir kembali menerjang Sungai Tukad Panti setelah hujan lebat terjadi di lereng Gunung Agung. Dua rumah yang ditempati tiga kepala keluarga jebol dan seluruh kamar dan ruangan yang ada di rumah tersebut tergenang banjir dan lumpur," ujar Bupati.
Untuk kejadian banjir di Tukad Sabuh, Bupati menugaskan BPBD melakukan penilaian dan perencanaan upaya normalisasi daerah aliran sungai (DAS) yang terjadi pendangkalan akibat banjir bandang beberapa waktu lalu.
“Itu (DAS di Tukad Panti) memang harus dilakukan normalisasi karena sudah terjadi pendangkalan setelah banjir bandang 17 Oktober lalu. Kalau tidak, hektaran sawah dan kebun serta pemukiman warga bisa terancam jika banjir kembali terjadi,” ujar Bupati Karangasem.
Baca juga: Bantuan bagi korban banjir bandang di Karangasem mulai disalurkan
Bupati Karangasem cek topografi daerah terjadi tanah longsor
Kamis, 27 Oktober 2022 11:37 WIB