Kepolisian Daerah (Polda) Bali melalui Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Komisaris Besar Polisi Stefanus Satake Bayu Setianto mengajak masyarakat untuk bijaksana dalam memposisikan diri dalam menggunakan media sosial.
"Himbauan dari kami agar masyarakat menggunakan media sosial secara bijak," kata Kabid Humas Polda Bali Satake Bayu saat menggelar konferensi pers di Lobi Direktorat Reserse Krimininal Khusus (Dirkrimsus) Polda Bali, Kamis saat merilis pelaku pembuat video mesum yang mengenakan pakaian adat Bali dan disebarluaskan melalui mediaTwitter.
Dia mengatakan pada era digital yang ditandai dengan pertukaran informasi yang begitu cepat, perlu adanya kontrol diri yang baik, termasuk tidak mengunggah video yang tidak terpuji di media sosial.
"Dengan adanya video viral tersebut, kita harus secara bijak menggunakan media sosial, memakai akal sehat dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan yang matang," kata dia.
Bagi Satake Bayu, adalah suatu hal yang penting dan mendesak untuk mengedukasi masyarakat supaya kejadian serupa tidak terulang kembali kepada masyarakat yang lainnya.
Baca juga: Polisi ungkap pelaku mesum pakai pakaian adat Bali
Baca juga: Polisi ungkap pelaku mesum pakai pakaian adat Bali
Sebagai salah satu bentuk komitmen Polda Bali dalam mengedukasi masyarakat, bidang hubungan masyarakat telah menggelar temu penggiat media sosial di Gedung Perkasa Raga Garwita, Denpasar, beberapa hari lalu dalam acara bertajuk “Cerdas Bersama Netizen Kita Sukseskan Presidensi G20 Indonesia 2022” yang diikuti oleh perwakilan penggiat media sosial dari berbagai kabupaten/kota di Bali.
Dalam pertemuan tersebut Satake Bayu menjelaskan bahwa selain media sosial, saat ini media massa juga media online marak beredar yang menyajikan banyak pilihan informasi baik yang positif maupun yang negatif. Untuk itu, penting bagi pembaca memilah informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sumber dan kebenarannya.
Melalui pertemuan tersebut, dia juga berharap warganet dapat membantu Polri dalam memerangi kabar bohong atau hoaks dan ujaran kebencian yang dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab agar kegiatan presidensi G20 yang diselenggarakan di Bali dapat berjalan dengan aman dan lancar.
Baca juga: Polda Bali: Akun video mesum sudah dihapus
Sementara itu, kedua pelaku pembuat video mesum menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Bali atas perbuatan yang telah dilakukan pada beberapa waktu lalu. Kedua pelaku, yakni laki-laki dengan inisial MMDI (28) asal Denpasar dan perempuan berinisial DNL (26) asal Bogor.
"Saya selaku bagian dari masyarakat Bali memohon maaf sebesar-besarnya atas tindakan yang saya lakukan karena atribut yang saya gunakan telah ternodai dengan tindakan tersebut," kata pelaku pria MMDI di Lobi Ditreskrimsus Polda Bali.
Senada dengan itu, pihak perempuan pun mengakui bahwa dirinya telah membuat kegaduhan bagi masyarakat di Bali. "Saya memohon maaf sebesar-besarnya kepada warga Bali, karena saya telah menodai nilai pakaian adat. Maaf," kata pelaku wanita DNL.
Baca juga: Polda Bali: Akun video mesum sudah dihapus
Sementara itu, kedua pelaku pembuat video mesum menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Bali atas perbuatan yang telah dilakukan pada beberapa waktu lalu. Kedua pelaku, yakni laki-laki dengan inisial MMDI (28) asal Denpasar dan perempuan berinisial DNL (26) asal Bogor.
"Saya selaku bagian dari masyarakat Bali memohon maaf sebesar-besarnya atas tindakan yang saya lakukan karena atribut yang saya gunakan telah ternodai dengan tindakan tersebut," kata pelaku pria MMDI di Lobi Ditreskrimsus Polda Bali.
Senada dengan itu, pihak perempuan pun mengakui bahwa dirinya telah membuat kegaduhan bagi masyarakat di Bali. "Saya memohon maaf sebesar-besarnya kepada warga Bali, karena saya telah menodai nilai pakaian adat. Maaf," kata pelaku wanita DNL.