Tabanan (Antara Bali) - RSUD Tabanan, Bali, kembali merawat satu pasien terduga rabies bernama Yusuf Ari Manthiasman asal Kupang, NTT yang memiliki riwayat pernah digigit anjing piaraannya tiga bulan lalu.
"Ini pasien suspect rabies keempat yang pernah kami rawat. Tiga pasien sebelumnya telah meninggal dunia," ujar Sekretaris Rabies Center RSUD Tabanan dr. Gede Sudiartha di Tabanan, Minggu.
Pasien yang tinggal di Perumahan Graha Satelit, Kecamatan Kediri, Bali, ini dirawat di ruang isolasi raung flamboyan RSUD Tabanan sejak empat hari lalu.
Pasien masuk ke rumah sakit pada Jumat (18/12) pagi, dengan keluhan badan panas tinggi disertai bagian kanan anggota badannya terasa sakit saat datang ke UGD. Oleh tim medis UGD pasien diperiksa dengan mencoba memberinya dengan air.
"Reaksi pasien justru seperti kejang-kejang," kata Sudiartha.
Dari keterangan pihak keluarga diketahui jika pasien pernah digigit anjing miliknya sendiri tiga bulan lalu di bagian jari tangan kanan.
Anjing miliknya tersebut sudah diikat dan dua hari berikutnya diketahui mati. "Anjing tersebut juga pernah mengigit istrinya. Hanya setelah digigit Yusuf membiarkan begitu saja tanpa pernah diobati," katanya.
Berbeda dengan istri Yusuf, yang kemudian telah diberi suntikan vaksin antirabies (VAR), pada Sabtu lalu (19/12), sementara Yusuf langsung dirawat di ruang isolasi Flamboyan yang saat ini dijadikan sebagai rabies center.
Dokter Sudiartha mengemukakan, sejak masuk ruang isolasi pada Jumat lalu, pasien belum menunjukan gejala rabies. Namun pada hari berikutnya, mulai menunjukkan tanda-tanda fobia (ketakutan). "Sejak Sabtu lalu, dia mulai takut sama air dan udara," ungkapnya.
Sama seperti penanganan medis sebelumnya terhadap pasien suspect rabies, pihaknya juga telah mengambil swab kornea dan salifa (air liur) untuk diteliti di laboratorium di Denpasar. Hanya saja, hingga Minggu ini belum diketahui hasilnya, apakah korban positif rabies atau tidak.
Dokter Sudiarta, menambahkan sejak dirawat, kondisi korban masih stabil. "Sampai hari ketiga kondisi pasien masih stabil. Namun kami terus pantau setiap perkembangannya," ujar Sudiartha.
Karena korban rabies terus berjatuhan, pihak pemkab telah menjadikan penanganan kasus rabies sebagai salah satu fokus perhatian dengan mengalokasikan anggaran khusus di APBD tahun 2010 mencapai Rp100 juta.
Ketua DPRD Tabanan, Ketut Suryadi menyebutkan, dana khusus itu akan diberikan kepada dinas peternakan untuk dikelola memenuhi kebutuhan vaksinasi anjing sampai tindakan eliminasi anjing yang terinveksi rabies.
"Tambahan dana ini merupakan bagian langkah strategis yang diambil dewan. Masalahnya dalam pengajauan RAPBD tidak ada dana untuk penangan rabies. Padahal semestinya mendapatkan perhatian lebih mengingat sampai saat ini rabeis belum bisa ditanggulangi dengan tuntas," ungkap politisi PDIP asal Kecamatan Selemadeg ini. (*)