London (Antara Bali) - Indonesia Kontemporer (Ikon) 2012 dengan memadukan berbagai seni dalam balutan festival budaya Indonesia dijadwalkan digelar Sabtu (13/10) di SOAS University of London.
Festival itu atas prakarsa ARTi UK, sebuah organisasi non-profit di London, bekerja sama dengan SOAS University of London dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di London.
Direktur ARTi UK, Felicia Nayoan Siregar kepada ANTARA di London, Jumat, mengatakan, Ikon merupakan festival seni budaya Indonesia selama sehari penuh di London yang pertama kali digelar pada 15 Oktober tahun lalu.
Tingginya minat masyarakat pada 2011 mendorong Arti UK untuk menjadikan Indonesia Kontemporer sebagai perisitwa tahunan untuk memperluas dan meningkatkan minat warga London, dan Inggris pada umumnya, terhadap seni dan budaya yang terinspirasi oleh Indonesia.
Menurut Felicia, istilah kontemporer di sini merujuk pada campuran kreatifitas yang terinspirasi dari seni dan budaya Indonesia. "Jadi bukan dalam wujud sebagaimana aslinya, tapi yang sudah mendapat sentuhan seni dan budaya dunia," ujarnya. 

Dalam Ikon 2012 ditampilkan pertunjukan wayang oleh Indigo Moon dengan dalang Anna Ingleby, yang pernah belajar tentang wayang di Bandung, Jawa Barat. Indigo Moon merupakan kelompok wayang yang sudah pentas berkeliling di berbagai teater di Inggris dan negara-negara di Eropa lainnya.
Selain itu juga beberapa kelompok gamelan, yang dimainkan oleh warga mancanegara, juga akan tampil. Salah satu kelompok yang cukup menarik adalah Jagat Gamelan, yang terdiri dari para remaja berusia 12-18 tahun yang terdiri dari campuran anak Indonesia dan anak campuran pasangan Indonesia-Inggris.
"Jagat Gamelan bisa dilihat sebagai wujud kerinduan anak-anak beridentitas Indonesia yang lahir dan tumbuh di kota kosmopolitan London. Bukan hanya sebagai sarana bertemu dan bermain gamelan, tapi juga mengenal kembali akar mereka," ujar Felicia.
Berbagai film Indonesia ikut ditayangkan dalam Indonesia Kontemporer, seperti Position Among The Stars, karya Leonard Retel Helmrich yang merekam tentang kehidupan kumuh di Jakarta dan mendapat berbagai penghargaan internasional.
Juga akan ditayangkan juga film Janji Joni arahan Joko Anwar serta beberapa film pendek, antara lain Jakarta 1 kata, karya Tasya P Maulana. Pengamat film Indonesia di SOAS, Ben Murtagh, kemudian merangkai pemutaran film tesebut dengan acara diskusi.(*/M038/T007)