Ubud yang menjadi destinasi wisata favorit, selain menawarkan wisata keindahan alam, juga terkenal sebagai wisata obat.
Nama Ubud berasal dari kata ubad (bahasa Bali) yang berarti obat, karena di sekitar daerah Campuhan Ubud, banyak ditemukan tanaman obat untuk pengobatan secara tradisional.
Nama Ubud berasal dari kata ubad (bahasa Bali) yang berarti obat, karena di sekitar daerah Campuhan Ubud, banyak ditemukan tanaman obat untuk pengobatan secara tradisional.
Oleh karena itu, para wisatawan yang datang ke Ubud umumnya untuk yoga dan meditasi. Tempat yoga sudah seperti swalayan/minimarket yang berada di setiap sudut. Ditambah lagi menjamurnya restoran sehat, vegetarian, yang dibutuhkan orang-orang yang suka yoga, meditasi, dan memiliki pola hidup sehat.
Tak terkecuali, mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama sempat memilih Bali (kawasan Ubud, Bali) sebagai lokasi berlibur untuk mengistirahatkan "pikiran" bersama istri dan kedua anaknya pada 23-28 Juni 2017.
Lokasi yang sama juga bisa menjadi jujukan dari delegasi negara-negara G20 yang melakukan KTT di Bali pada 15-16 November 2022, yang diperkirakan dihadiri 38 pemimpin dunia dan 60 menteri negara anggota G20 (20 negara).
Estimasinya ada 6.500 peserta dari 20 negara yang akan hadir dalam KTT G20. "Itu belum termasuk dari media asing yang meliput kegiatan KTT G20," kata Wakil Gubernur Bali Cok Ace, panggilan akrab Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.
Para peserta G20 di Bali harus membahas upaya dan solusi pemulihan ekonomi dunia pasca pandemi COVID-19, ditambah dampak perang Rusia lawan Ukraina yang mengancam krisis ekonomi dunia berkepanjangan, sehingga menguras pikiran.
Jadi, pertemuan G20 di Bali ini memiliki topik dan tugas yang berat, sehingga pertemuan perlu diiringi dengan wisata di sejumlah destinasi di Ubud, sekaligus menjadi obat lelah guna merelaksasi pikiran.
Agaknya, pilihan Obama berlibur ke kawasan Ubud dan juga negara-negara anggota G20 ber-KTT di Pulau Dewata juga tidak salah, karena kawasan Ubud di Kabupaten Gianyar, Bali, itu pun terpilih menjadi destinasi urutan keenam sebagai lokasi wisata ternyaman se-dunia bagi pelancong perorangan, berdasarkan laporan Forbes Advisor UK.
"Dari hasil analisis terhadap 40 kota di seluruh dunia tersebut, Ubud terpilih sebagai kota destinasi internasional terbaik keenam bagi pelancong perorangan, berdasarkan laporan Forbes Advisor," kata Ketua Yayasan Bina Wisata Ubud, Tjokorda Gde Bayuputra Sukawati, di Gianyar, 30 Juni 2022.
Dalam laporannya baru-baru ini, Forbes Advisor UK melakukan pemeringkatan terhadap kota-kota yang menjadi destinasi internasional terbaik bagi pelancong perorangan (solo travellers). Pemeringkatan itu dilakukan oleh tiga pakar wisatawan perorangan yakni Adventurous Kate, Vicky Flip Flop Travels, dan Global Grasshopper.
Forbes Advisor UK menemukan aspek penting dari perjalanan perorangan yang sukses dan menggunakan informasi ini untuk menentukan 12 metrik pemeringkatan, termasuk jumlah hostel, tingkat kejahatan lokal, dan rata-rata biaya makan.
”Kami meyakini bahwa kerja sama antara Yayasan Bina Wisata Ubud dan Gojek menjadi salah satu faktor penting yang mendorong Ubud berada dalam posisi tersebut, karena adanya sebuah layanan transportasi berbasis teknologi yang mengedepankan berbagai kemudahan, kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan dalam bermobilisasi," kata Tjok Tra, didampingi Head of Indonesia Regional Gojek, Gede Manggala.
Baca juga: Ubud jadi kota terbaik di dunia berkat lestarikan adat-alam
Monkey Forest dan Tegalalang
Di kawasan Ubud juga ada Hutan Monyet Ubud Bali atau "Ubud Monkey Forest" Bali yang merupakan daerah konservasi hutan/rumah bagi sekitar 900 monyet yang hidup di hutan seluas 12,5 Ha ada 186 spesies pohon yang dapat dinikmati para pengunjung.
"Karena merupakan kawasan hutan, jadi suasananya tenang, teduh, dan nyaman bagi para wisatawan yang dapat menghirup udara segar sepuas-puasnya," kata General Manager (GM) Ubud Monkey Forest, Nyoman Sutarjana.
Pengelolaan kawasan hutan di "jantung desa" Ubud ini merupakan usaha masyarakat setempat sejak tahun 1970-an. Upaya itu membuahkan banyak prestasi, diantaranya menerima penghargaan Kalpataru pada tahun 2012. Jadi, Ubud Monkey Forest itu merupakan BUMDes.
Selain sukses merawat konservasi hutan, Desa Padangtegal juga telah sukses membangun rumah kompos sejak tahun 2012. Rumah kompos di area Ubud Monkey Forest memiliki luas 40 are (4.000 meter persegi) itu untuk mengolah limbah sampah rumah tangga masyarakat setempat untuk dijadikan pupuk kompos.
"Jadi, bagaimana masyarakat desa mengatasi masalah sampah yang akhirnya dapat diolah menjadi pupuk kompos yang disebut rumah kompos di Kawasan Ubud Monkey Forest itu dapat menjadi destinasi wisata baru, wisata edukasi, ekowisata," kata Kades Desa Adat Padangtegal I Made Gendra.
Di kawasan Ubud, selain hutan monyet, para peserta G20 juga dapat menikmati hamparan sawah yang tertata rapi di Desa Tegalalang. Pengunjung desa wisata itu dapat melihat profesi masyarakat Bali yang hidup dari sektor pertanian.
Berbagai sarana permainan telah dibangun di desa wisata itu. Selain menikmati hamparan sawah yang indah, wisatawan juga dapat menikmati ayunan sambil menikmati hamparan sawah. Permainan ayunan ini merupakan wisata adventure.
Selain itu, wisatawan pun dapat bersepeda di udara. Para wisatawan dapat bersepeda di udara dari satu titik ke titik yang lain dengan latar belakang persawahan. Wisata berpetualang yang mengasyikkan sambil menikmati hamparan sawah yang menyejukkan mata.
Di kawasan wisata ini, banyak restoran dan kafe yang menawarkan berbagai kuliner khas Bali serta kopi Luwak. Jadi, para wisatawan dapat makan siang sampil mencicipi kopi dengan pemandangan sawah yang hijau.
Lukisan, Patung, Tarian Kecak
Tidak hanya objek wisata, Ubud juga terkenal dengan seni lukisan, seni patung, seni tabuh, dan juga berbagai seni tari, seperti tarian Legong Ramayana, tarian Kecak, tarian Janger, tarian Barong, dan tarian lain-lain yang setiap malam dipentaskan di sekitar areal Ubud.
Jadi, para wisatawan ke Ubud juga dapat menikmati berbagai karya seni. Banyak toko yang menjual karya seni lukisan yang dapat menghiasi ruangan tamu atau kamar tidur, patung dan kerajinan tangan (handycraft), mulai dari perlengkapan rumah tangga, hiasan, di ruang tamu hingga di taman rumah.
"Sayang, Pasar Ubud masih dalam renovasi, namun para wisatawan tetap dapat membelanjakan uangnya untuk membeli cenderamata/souvenir dan kerajinan tangan di banyak toko di Ubud," kata Bupati Gianyar I Made Mahayastra.
Letih jalan-jalan dari saat pagi hingga sore hari di berbagai kawasan wisata dan kuliner di Ubud, maka para wisatawan dapat beristirahat sambil menyaksikan berbagai tarian tradisional Bali di Puri Ubud, dan berbagai lokasi di Kawasan Desa Ubud yang banyak menawarkan tontonan tarian tradisional.
Untuk keamanan dan kenyamanan wisatawan, Dinas Pariwisata Provinsi Bali meminta pengelola daya tarik wisata (DTW) di berbagai kabupaten/kota di Pulau Dewata tetap patuh menggunakan scan barcode aplikasi PeduliLindungi untuk skrining pengunjung yang datang, meskipun kasus COVID-19 sudah melandai, seperti di Ubud.
"Penggunaan PeduliLindungi tak saja untuk kepentingan melakukan tracing (melacak) pengunjung ketika ada kasus positif COVID-19, tetapi juga penting untuk mengukur daya dukung DTW. Bagi pengelola, dari penggunaan PeduliLindungi, pengelola DTW dapat mengetahui waktu yang menjadi puncak-puncak kunjungan wisatawan, sehingga menyiapkan petugas dan pelayanan yang optimal," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun.
Selain itu, pihaknya pun mendorong agar pengelola DTW dan manajemen hotel tetap disiplin menerapkan protokol CHSE atau Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan) yang sertifikatnya sudah dikantongi.
"Dengan demikian, wisatawan bisa merasa aman dan nyaman saat berwisata ke Bali. Apalagi sekarang orang asing yang datang ke Bali pasti menanyakan sudah tersertifikat CHSE atau belum," ujar mantan Kepala Biro Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Bali itu.
Jadi, kawasan Ubud di Kabupaten Gianyar, Bali, agaknya tak bisa dilewatkan begitu saja saat berwisata ke Pulau Dewata, khususnya bagi wisatawan yang kebetulan menjadi peserta/delegasi dalam sebuah pertemuan atau acara di Bali, karena kawasan Ubud menyajikan pesona wisata yang dapat menjadi "obat" jasmani dan rohani yang nyaman.