UNHCR: Solidaritas rakyat Indonesia berikan rasa aman pengungsi

Chef Haryo Pramoe (kanan) usai melakukan demo masak nasi goreng domba bersama pengungsi dari Uganda Farida (kiri) yang diselenggarakan oleh UNHCR dalam rangka peringatan Hari Pengungsi Sedunia di Jakarta, Senin (20/6/2022). (Antara / Azis Kurmala)

"Indonesia adalah negara yang telah memberikan akses ke dalam teritorinya bagi orang-orang yang terpaksa melakukan pelarian dari konflik, penganiayaan dan pelanggaran hak asasi manusia," ujar Ann Maymann

Jakarta (ANTARA) - Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia Ann Maymann mengatakan solidaritas Indonesia memberikan rasa aman bagi pengungsi.

"Indonesia adalah negara yang telah memberikan akses ke dalam teritorinya bagi orang-orang yang terpaksa melakukan pelarian dari konflik, penganiayaan dan pelanggaran hak asasi manusia," ujar Ann Maymann usai menghadiri acara demo masak pengungsi dalam peringatan Hari Pengungsi Dunia di Jakarta, Senin.

Ann mengatakan Indonesia menjadi contoh baik atas prinsip-prinsip kemanusiaan yang diberlakukan dan tidak menutup pintu bagi pengungsi.

"Di kawasan Asia Pasifik, selama bertahun-tahun Indonesia telah menjadi contoh baik atas prinsip-prinsip kemanusiaan yang diberlakukan, yang tidak menutup pintu sebagaimana dilakukan oleh beberapa negara lain di kawasan ini atau di bagian dunia lainnya," kata dia.

Saat ini, terdapat lebih dari 13.100 pengungsi dari sekitar 50 negara asal, tinggal di beberapa kota di Indonesia, termasuk Medan, Aceh, Pekanbaru, Batam, Surabaya, Kupang, Makassar, Jakarta, Semarang dan beberapa kota lainnya.

Mereka tinggal di dalam komunitas masyarakat Indonesia dan telah memberikan kontribusi di area mereka tinggal selama bertahun-tahun, kata dia.

Laporan Tren Global 2021 UNHCR (Badan PBB untuk Urusan Pengungsi) – yang dirilis pada tanggal 17 Juni – melaporkan bahwa pada akhir tahun 2021, mereka yang terpaksa melakukan pelarian dari perang, kekerasan, penganiayaan dan pelanggaran hak asasi manusia mencapai 89,3 juta orang, meningkat 8 persen dari tahun sebelumnya dan lebih dari dua kali melampaui jumlahnya 10 tahun yang lalu.

Sementara jumlah pengungsi di akhir 2021 meningkat menjadi 27,1 juta orang dari 26,4 juta pada 2020.

Pada 2022, invasi Rusia terhadap Ukraina – menyebabkan krisis kepengungsian tercepat dan salah satu yang terbesar sejak Perang Dunia II – ditambah beberapa krisis, dari Afrika hingga Afghanistan dan lainnya, mendorong jumlah orang yang terpaksa melakukan pelarian hingga melampaui tonggak dramatis 100 juta orang pada Mei 2022.