Jakarta (ANTARA) - Pulau Bali menjadi tujuan kunjungan pertama bagi duta global Smile Train, selebritas India Urvashi Rautela, untuk mengunjungi pasien bibir sumbing.
Kunjungannya dimulai dari RSU Bali Jimbaran dan Yayasan Senyum Bali, serta kunjungan ke kediaman pasien di beberapa titik di Bali untuk melihat keadaan pasien pasca operasi sumbing.
“Saya sangat bangga sekaligus terharu, telah mendapat tugas istimewa dari Smile Train untuk ikut mengampanyekan kesadaran mengenai pentingnya penanganan dengan segera kepada anak-anak dengan bibir sumbing," kata Urvashi dalam keterangan resmi, Sabtu.
"Dalam Journey of Smiles ini, bukan hanya bertemu dan berbincang bersama anak-anak, keluarga pasien, para dokter dan mitra lainnya; tetapi hati saya senantiasa menyertai langkah dan upaya perawatan sumbing yang dilakukan oleh tim Smile Train di seluruh dunia, termasuk di Indonesia,” tambah Urvashi.
Urvashi Rautela mengenal lebih jauh Smile Train dalam sebuah lokakarya di Dubai pada awal 2022 dan tergerak untuk mendukung anak-anak dengan bibir sumbing dengan melalui jejaring dan pengaruh di media sosial yang ia miliki.
Di Indonesia, diperkirakan 8.500 bayi lahir dengan kondisi sumbing setiap tahun di seluruh negeri. Bukan hanya operasi gratis bagi mereka, namun masih banyak pekerjaan rumah lain yang satu per satu dibenahi oleh tim Smile Train Indonesia bersama para mitranya selama 20 tahun ke belakang. Perjalanan senyuman bersama duta global Smile Train yang dimulai di Indonesia, menjadi pembuka jalan baru agar jumlah pasien yang terbantu kian banyak dan jangkauan bantuan semakin luas ke pelosok negeri.
Bibir sumbing dan/atau celah langit-langit mulut, jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan komplikasi fisik dan psikologis, termasuk kesulitan makan, bernapas, mendengar, dan berbicara.
Sebagai kelanjutan dari operasi sumbing gratis Smile Train bekerja sama dengan tenaga medis profesional di seluruh Indonesia, juga memberikan perawatan komprehensif lebih lanjut (Comprehensive Cleft Care – CCC) yang membantu memastikan rehabilitasi jangka panjang yang berhasil bagi pasien, sehingga meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan jangka panjang mereka. CCC mencakup perawatan penting seperti dukungan nutrisi, perawatan ortodontik, perawatan gigi, layanan psikososial, dan terapi wicara.
Kepala Bedah Plastik Yayasan Senyum Bali, Dr. Putu Trisna Utami, Sp.BP-RE,mengatakan bibir sumbing dan celah langit-langit mulut merupakan kelainan kongenital yang sering terjadi di Indonesia. Di Bali, bibir sumbing tercatat sebanyak 200 kasus rata-rata per tahun. Tindakan operasi idealnya dilakukan sedini mungkin, dan memerlukan fasilitas medis yang baik. Dalam pelaksanaannya kerap terdapat tantangan karena penanganan sumbing membutuhkan perhatian berkesinambungan yang melibatkan banyak tenaga ahli, dari semenjak bayi lahir hingga dewasa.
"Namun yang harus digarisbawahi adalah, kondisi sumbing dapat diperbaiki dan dikoreksi dengan baik melalui perawatan komprehensif yang tepat dan dikonsultasikan kepada para ahli,” katanya.
Pasien sumbing idealnya membutuhkan perhatian dan perawatan khusus selama beberapa tahun, sehingga dibutuhkan komunikasi dan kerja sama yang baik antara sesama ahli medis dan ahli kesehatan lain serta tentunya dengan orang tua pasien. Kedua belah pihak hendaknya dapat bekerjasama untuk menyediakan perawatan optimal pada pasien.
Country Manager Smile Train Indonesia, Deasy Larasati, menambahkan edukasi dan akses terhadap fasilitas kesehatan kerap menjadi kunci agar kondisi sumbing bisa mendapat perawatan yang tepat, cepat dan komprehensif.
Hingga 2022, Smile Train sudah melakukan 100.000 operasi sumbing sekaligus merayakan dua dekade berkiprah memberi dukungan bagi pasien bibir sumbing di Indonesia.