Oleh Tunggul Susilo
Di balik sejumlah julukan negatif sebagai gudang pengemis, daerah tandus, daerah tertinggal dan wilayah miskin di Bali, Kabupaten Karangasem ternyata menyimpan potensi sebagai Kota Pusaka di Indonesia.
Daerah di ujung timur Bali itu, menurut laporan Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Karangasem, Sabtu, berhasil masuk 10 besar nominasi pemilihan Kota Pusaka di Indonesia di antara 48 daerah kandidat yang diseleksi.
Seleksi 10 besar nominasi Kota Pusaka bersama satu lagi daerah di Bali, yakni Kota Denpasar, dan delapan daerah lainnya di Indonesia itu untuk pra-usulan ke organisasi pendidikan, sains dan kebudayaan PBB (UNESCO) guna dimasukkan sebagai situs warisan dunia (world heritage).
Tim Kota Pusaka Pusat dipimpin Ir Azril Malaon, MSc dari Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum, bersama Tim Penilai Dr Lorena T Adi Sakti dari Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI), melakukan peninjauan ke Karangasem Rabu hingga Kamis (5-6/9).
Mereka melakukan penilaian langsung di lapangan atas sejumlah objek warisan pusaka alam dan budaya, kemudian diterima Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH dan Wakil Bupati I Made Sukerana, SH.
Kepala Bidang Tata Ruang Bappeda Karangasem I Nyoman Siki Ngurah, ST, MT yang didampingi stafnya I Made Budiasa, ST, MT mengatakan, sebelum dilaksanakan penelitian ke lapangan, seleksi Kota Pusaka diawali pelatihan dan penyusunan proposal pengajuan objek.
Kabupaten Karangasem untuk kategori Pusaka Alam mengajukan objek wisata Bukit Jambul, Agri Salak Sibetan, Tirta Gangga, Taman Ujung, sementara kategori Pusaka Budaya meliputi Pura Besakih, Puri Agung Karangasem, Desa Wisata Sidemen, dan Budakeling.
Dari 48 Kota Pusaka yang diseleksi tim pusat, Kabupaten Karangasem masuk nominasi 10 besar untuk ditindaklanjuti melalui aksi penataan dan pelestarian Kota Pusaka yang akan dibiayai pemerintah pusat.
Pada tahap berikutnya nanti, katanya, bakal dilakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara pemerintah pusat melalui Kementerian PU dengan Pemkab Karangasem yang diwakili Bupati I Wayan Geredeg.
Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH menyambut positif upaya dari pemerintah pusat melalui Kementerian PU dalam rangka pelestarian aset pusaka nusantara agar bisa terpelihara dan memberi manfaat secara ekonomi bagi masyarakat.
Pemkab Karangasem memberikan apresiasi terhadap Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) yang diselenggarakan oleh Kementerian PU melalui Direktorat Jenderal Penataan Ruang dan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI).
Menurut Wayan Geredeg, sesuai hasil Verifikasi dan evaluasi tim pusat, daerahnya masuk 10 besar sebagai Kota Pusaka di Indonesia yang layak untuk diusulkan sebagai warisan dunia atau world heritage.
Dikatakan, Kabupaten Karangasem yang berada di ujung timur Pulau Bali dengan kondisi wilayah berbukit dan berlembah, memiliki beragam keindahan alam yang berpotensi menjadi aset pusaka. Daerah ini juga memiliki sejarah pemerintahan yang panjang dan mewariskan kekayaan atau aset Pusaka Budaya yang luar biasa.
Adapun aset Pusaka Budaya itu di antaranya Puri Agung Karangasem, Taman Ujung, Tirta Gangga, Pura Besakih, objek wisata mistis Desa Tenganan, Budakeling, dan Sidemen.
Aset Pusaka Alam meliputi Bukit Jambul, Iseh, Putung, Agro Sibetan, Tulamben, Bentang Sawah di Desa Tegenan. "Masih banyak lagi warisan pusaka alam maupun budaya yang perlu diinventarir," kata Geredeg.
Dalam tatanan kebijakan rencana tata ruang wilayah (RTRW), keberadaan aset-aset pusaka yang ada di Kabupaten Karangasem baik alam maupun budaya, telah dituangkan melalui arahan zonasi Perda sebagai payung hukum. Perda RTRW itu sudah mendapat persetujuan DPRD setempat dan sedang dievaluasi di tingkat Provinsi Bali.
Kabupaten Karangasem diharapkan bukan hanya menjadi nominator Kota Pusaka di Indonesia, tetapi ditargetkan bisa diusulkan adanya program dan kegiatan riil dari pemerintah pusat.
Bupati Geredeg menilai hal itu penting guna menyelamatkan dan memulihkan serta memelihara keberadaan "pusaka" yang ada agar bisa lestari, berkelanjutan dan membawa manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Ir Azril Malaon, Msc dari Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementerian PU, didampingi Dr Lorena T Adi Sakti dari BPPI mengatakan sangat tertarik terhadap potensi pusaka Karangasem, mengingat di setiap jengkal wilayah memiliki nuansa pusaka yang perlu diinvetarisasi dan dilestarikan.
Melalui proses seleksi ini, diharapkan ada kemauan kuat dari Pemerintah Kabupaten Karangasem untuk bersama-sama masyarakat dari berbagai elemen dan didorong pemerintah pusat guna menyelematkan aset pusaka nasional dari kehancuran dan kerusakan.
Menurut dia, dari Bali setidaknya terwakili dua wilayah yang masuk nominasi Kota Pusaka, yakni Kota Denpasar dan Kabupaten Karangasem. "Yang tidak diharapkan adalah terjadinya perencanaan pemabangunan yang memperkosa eksistensi aset pusaka yang ada karena minimnya pengetahuan akan pentingnya penyelamatan potensi aset pusaka nusantara sebagai warisan peradaban dunia," ujar Azril Malaon menegaskan.(T007)