Jakarta (ANTARA) - Gojek bersama Yayasan Bina Wisata Ubud pada Jumat menandatangani perjanjian kerja sama terkait pemanfaatan layanan aplikasi Gojek dalam rangka pengembangan Kawasan Ubud, termasuk UMKM di dalamnya.
Dalam kerja sama tersebut, Gojek membuka pendaftaran mitra GoRide dengan lokasi, titik jemput dan proses operasional yang telah disepakati dengan pihak yayasan.
Selain itu, untuk mendukung pengembangan UMKM, Gojek turut mendukung pengembangan kewirausahaan terpadu untuk membangkitkan potensi keterampilan dan kemandirian dalam berusaha secara kolaboratif.
Adapun rangkaian kegiatan yang diselenggarakan Gojek antara lain mulai dari onboarding, sampai pelatihan dan pembinaan usaha. Dengan demikian, para peserta diharapkan dapat bergabung sebagai mitra dalam ekosistem GoFood dan memiliki pengetahuan yang baik untuk mengembangkan usahanya.
"Kami sangat senang dapat menjalin sinergi dengan Yayasan Bina Wisata Ubud pada hari ini. Dalam salah satu misi sosialnya, yayasan memberikan layanan transportasi di bidang kepariwisataan di Ubud khususnya dan Bali pada umumnya," kata Head of Indonesia Regional Gojek, Gede Manggala di Museum Puri Lukisan Ubud, Bali, dalam keterangannya pada Jumat.
Baca juga: Inovasi Gojek 2022, Gosend roda empat sampai Gosend multi-delivery
Dia mengatakan, dalam aspek transportasi tersebut salah satu titik temu terjadi dan Gojek menjadi layanan online pertama yang dapat beraktivitas secara resmi di Kawasan Ubud.
"Gojek memiliki ekosistem yang lengkap, baik transportasi, layanan pesan antar makanan atau yang lebih dikenal dengan GoFood, logistik dan sebagainya. Di samping itu kami juga memiliki digital payment, salah satunya GoPay yang menjadi bagian dari GoTo Financial serta Tokopedia di mana ketiganya menjadi bagian dari GoTo”, jelas Gede.
Lebih lanjut Gede menambahkan, “dengan beragam produk dan layanan tersebut, kami berharap dapat memberikan dukungan yang optimal terhadap mobilitas dan pengembangan UMKM bagi masyarakat Bali, khususnya di wilayah Ubud ini.”
Tjokorda Gde Bayuputra Sukawati - Ketua Yayasan Bina Wisata Ubud menyampaikan, "Kalau berbicara dalam konteks teknologi bisa dikatakan bahwa Ubud berada dalam model konservatif. Di mana dalam kondisi tersebut, kami akui banyak terjadi resistensi. Namun kita tidak boleh diam, sehingga melalui kerja sama ini kami berharap model konservatif ini dapat kita ubah menjadi model yang inovatif.”
"Saya pernah membaca dalam satu artikel bahwa Pemerintah RI melalui Bapak Presiden memfokuskan diri di aspek ekonomi digital yang akan dipresentasikan secara khusus di acara G20 mendatang. Sehingga kami meyakini kerja sama ini merupakan langkah yang tepat terhadap masa depan Ubud yang lebih baik,” jelas Tjok Tra panggilannya akrabnya.
Baca juga: Penerus kuliner legendaris Bali andalkan pemasaran online
“Dari sudut pandang customer atau turis, kami mengetahui bahwa ketika kami berbicara dunia usaha semuanya adalah market driven. Jadi market sudah mengetahui apa yang mereka inginkan. Mereka datang ke Bali sudah tahu, harus ke mana dan apa yang mereka akan cari sehingga yang mereka perlukan adalah layanan transportasi yang efisien, cepat dan tepat,” kata Tjok Tra.
Lebih lanjut Tjok Tra menegaskan, “di samping itu, kalau kami berpikir dalam konteks pelayanan, saya pernah menemukan sebuah ungkapan bahwa The best service is no service."
"Jadi pada intinya ketika kita bisa memberikan suatu layanan yang lengkap dan mudah, kita mampu membuat mereka merasa seakan tidak lagi membutuhkan layanan secara khusus. Di sanalah ketangguhan sebuah produk akan bisa dibuktikan. Dan semua itu bisa kita achieve dengan teknologi dengan menjadikannya sebuah proses yang seamless," kata dia menjelaskan.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yaitu jajaran pembina, pemerintah seperti lurah, LPM, kepolisian dan TNI dan keluarga besar Gojek. Tjok Tra berharap agar tiga pilar meliputi pemerintah, industri dan masyarakat dapat saling bersinergi untuk berjalan bersama memajukan Kawasan Ubud.
"Saya mengucapkan terima kasih karena bisa dikatakan kami sudah menjadi keluarga besar Gojek dan kedepannya kita bisa kembangkan bagaimana produk ini dapat menjadi produk khusus dengan melihat Ubud sebagai laboratorium teknologi sehingga penerapan kedepannya dapat menjadi diferensiasi bagi kami,” tegas Tjok Tra.