Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali mengajak Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di daerah itu untuk memastikan ketersediaan daging ayam ras, telur ayam ras, tomat dan minyak goreng agar laju inflasi tidak semakin tinggi.
"Inflasi yang terjadi pada Januari 2022 patut diwaspadai karena secara bulanan sangat tinggi di atas satu persen. Bahkan untuk kelompok volatile food sebesar 2,63 persen," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Jumat.
Kelompok barang volatile food yang pada Januari 2022 mengalami inflasi sebesar 2,63 persen (mtm) itu, peningkatan harga terutama terjadi pada komoditas daging ayam ras, tomat, telur ayam ras, dan minyak goreng.
"Peningkatan harga daging ayam ras dan telur ayam ras tidak terlepas dari upaya pemerintah dalam menjaga kestabilan harga yang sebelumnya tercatat rendah, melalui kebijakan pembatasan telur tetas dan afkir dini," ucap Trisno.
Baca juga: BI: Cabai rawit dan telur ayam ras dorong inflasi di Bali
Sementara itu, peningkatan harga tomat disebabkan oleh terbatasnya pasokan seiring selesainya masa panen tomat, sedangkan meningkatnya harga komoditas minyak goreng seiring dengan tren kenaikan harga minyak sawit dunia.
"Untuk memastikan ketersediaan stok pangan, hal yang perlu dilakukan terutama adalah meningkatkan kerja sama antar daerah (KAD), digital farming dan e-commerce," ujar Trisno.
Ia menambahkan, inflasi di Provinsi Bali sebesar 1,03 persen (mtm) yang terjadi pada Januari 2022, selain disumbang oleh kelompok volatile food, juga terjadi pada kelompok core inflation.
"Kenaikan harga pada kelompok core inflation ini mengindikasikan adanya kenaikan dari sisi permintaan seiring membaiknya daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung," ucapnya.
Baca juga: BI Bali: KAD jadi upaya kendalikan inflasi
Kelompok barang core inflation mengalami inflasi sebesar 0,86 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan inflasi bulan sebelumnya, terutama disebabkan oleh naiknya harga kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, biaya Taman Kanak-Kanak, dan harga air kemasan.
Kemudian kelompok barang administered price mencatat inflasi sebesar 0,23 persen (mtm). Peningkatan tekanan harga terutama terjadi pada harga bahan bakar rumah tangga (BBRT) yang menunjukkan tren peningkatan sejak akhir tahun
Sedangkan secara tahunan, Bali mengalami inflasi sebesar 2,31 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 2,07 persen (yoy). Selain itu, juga lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 2,18 persen (yoy).