Jakarta (ANTARA) - Sustainable Finance Working Group (SFWG) atau Kelompok Kerja Keuangan Berkelanjutan mengadakan pertemuan pertamanya di bawah Presidensi/Keketuaan G20 Indonesia dalam acara yang diselenggarakansecara virtual oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) pada tanggal 25 Januari 2022.
Pertemuan dibuka oleh Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Dian Lestari yang menyatakan bahwa penting menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk membantu pasar keuangan dapat mendukung upaya mencapai tujuan Perjanjian Paris dan Agenda 2030.
"Diskusi atas kebijakan publik yang mendorong pembiayaan dan investasi krusial dalam mendukung transisi yang adil dan terjangkau," ujar Dian dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Pertemuan SFWG pertama ini dipimpin oleh co-chairs SFWG yakni Amerika Serikat dan China dan dimoderatori oleh United Nations Development Programme (UNDP) selaku sekretariat guna mendiskusikan rencana kerja SFWG tahun 2022.
Rencana kerja SFWG yang dibahas meliputi laporan kemajuan G20 Sustainable Finance Roadmap yang telah didukung oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 pada Oktober 2021.
Baca juga: Indonesia siapkan "gelembung perjalanan" selama Presidensi G20
Ia menyebutkan laporan akan meliputi pemantauan atas aksi yang telah dilaksanakan oleh negara anggota G20 secara sukarela baik di jalur keuangan maupun jalur sherpa, organisasi internasional, dan jaringan, serta inisiatif internasional lainnya dengan memperhatikan bahwa aksi tersebut sesuai dengan detail di dalam peta jalan.
Selain itu sebagaimana hasil diskusi dalam pertemuan pertama Finance and Central Bank Deputies pada tanggal 9–10 Desember 2021 lalu, dalam pertemuan SFWG kali ini juga dibahas tiga topik rencana kerja 2022 yaitu pertama adalah pengembangan kerangka keuangan transisi dan peningkatan kredibilitas komitmen lembaga keuangan.
Kerangka ini bertujuan untuk membantu pasar keuangan mendukung transisi ekonomi global, sedangkan peningkatan kredibilitas komitmen lembaga keuangan dalam hal ini sektor swasta dilakukan dengan menyusun best practice dalam implementasi komitmen pembiayaan net-zero dan pembiayaan terkait lainnya.
Dian melanjutkan, topik kedua yakni peningkatan instrumen keuangan berkelanjutan berfokus pada aksesibilitas dan keterjangkauan, termasuk ke pasar keuangan berkelanjutan global, mekanisme pengurangan risiko instrumen keuangan berkelanjutan, mengatasi kesenjangan pengetahuan terkait instrumen keuangan berkelanjutan khususnya bagi pemangku kepentingan di negara berkembang dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Baca juga: Menteri PUPR alokasikan Rp505 miliar untuk persiapan KTT G20 di Bali
Ketiga, yaitu kebijakan publik yang mendorong pembiayaan dan investasi yang mendukung transisi, terutama membahas mengenai dampak kebijakan publik pada pasar keuangan dan opsi kebijakan dengan mempertimbangkan keberagaman kondisi masing-masing negara.
Pertemuan pertama SFWG dihadiri oleh seluruh anggota G20, negara undangan, serta organisasi internasional.
Hasil pertemuan pertama SFWG akan dibawa ke pembahasan di pertemuan kedua Finance and Central Bank Deputies dan pertemuan pertama Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) yang akan dilaksanakan pada Februari 2022.