"Skenario travel bubble juga sudah disiapkan memperhatikan perkembangan COVID saat ini di sisi yang satu, tapi di sisi yang lain kami ingin kesuksesan penyelenggaraan G20," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate di Jakarta, Senin.
Johnny mengungkapkan ada 150 rapat di 19 kota di Indonesia dan melibatkan 20.988 delegasi. Acara itu terbilang besar, sehingga gelembung perjalanan akan diatur sesuai perkembangan virus Corona.Skenario gelembung perjalanan dinilai sebagai skema yang tepat untuk menjaga efektivitas penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.
Baca juga: Pemerintah menunjuk Menko Perekonomian dan Menkeu jadi jubir Presidensi G20
"Ujian pertama kami adalah Motor GP yang akan diadakan pada Maret. Kalau itu sudah dilakukan dengan baik, maka nanti selanjutnya event-event G20 kami harapkan akan lebih baik lagi dengan pengalaman-pengalaman yang ada," ujar Johnny.
Indonesia membagi pembahasan isu pada forum itu dalam dua jalur pertemuan, yaitu Sherpa Track dan Financial Track.Sherpa Track membahas isu-isu ekonomi non-keuangan mulai dari energi, pembangunan, pariwisata, ekonomi digital, pendidikan, tenaga kerja, pertanian, perdagangan, investasi, industri, kesehatan, anti korupsi, lingkungan, hingga perubahan iklim.
Baca juga: Akademisi: Keketuaan G20 bisa jadi "booster" pertumbuhan ekonomi
Adapun Financial Track memprioritaskan enam isu terkait dengan ekonomi, yakni exit policy untuk pemulihan ekonomi global pasca pandemi, dampak COVID-19 terhadap sektor rill, sistem pembayaran digital, keuangan berkelanjutan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional.
Puncak G20 akan berlangsung di Bali tepatnya lewat Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang akan digelar sekitar Oktober 2022.