Denpasar (ANTARA) - Sejumlah komunitas budaya dan tokoh pariwisata di Provinsi Bali menyambut baik kehadiran "Banjar Creative Space" (BCS) sebagai hub kolaborasi untuk mendorong ekonomi kreatif dan sekaligus mendapat dukungan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Pertamina.
Ketua Yayasan Janahita Mandala Ubud Tjokorda Gde Agung Ichiro Sukawati dalam keterangan tertulisnya, Kamis, berpendapat di tengah upaya keras pemerintah merumuskan strategi transformasi ekonomi bali, gagasan BCS telah menyadarkan masyarakat Bali akan peluang vital Balai Banjar sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis komunitas di Bali.
Komunitas budaya menjadi salah satu elemen yang akan memperkaya produk kolaborasi melalui banjar.
"Atas nama keluarga besar Yayasan Janahita Mandala Ubud, saya mengucapkan salam hormat serta ucapan terima kasih kepada Menteri BUMN Erick Thohir dan Ketua Umum ICCN Fiki Satari atas kesempatan kerja kolaboratifnya dalam mempersiapkam BCS di Banjar Taman Kelod, Ubud," ujarnya.
Pihaknya juga menaruh harapan agar program BCS yang digagas oleh rekan-rekan ICCN, BITHUB, STIMIK Primakara, bersama Kementerian BUMN, dapat diperluas lagi di seluruh balai banjar lainnya di Ubud dalam waktu cepat," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat hadir di Banjar Taman Kelod Ubud, Gianyar pada Senin (27/12) menyatakan dukungan penuh kehadiran Banjar Creative Space (BCS) di Pulau Dewata.
TJSL Pertamina menyediakan bantuan khususnya untuk optimalisasi fungsi balai banjar untuk kegiatan produktif terkait tiga isu yaitu lingkungan, pendidikan, dan UKM.
"TJSL Pertamina akan mendukung Banjar Creative Space hingga pascapandemi," ujarnya.
Pada isu lingkungan berfokus sebagai solusi pusat pengelolaan limbah dan sampah dari masyarakat, pada isu pendidikan berfokus sebagai solusi pusat pengembangan talenta (SDM) kreatif, dan pada isu UKM berpusat sebagai solusi pusat pengembangan dan pemasaran produk kreatif.
Menurut Erick Thohir, Bali mampu bertahan dan bangkit dari kondisi sulit termasuk pandemi COVID-19, sebab seluruh elemen masyarakat mampu mengadaptasi arah dan bentuk perkembangan yang relevan dengan kemajuan zaman.
Banjar yang tersebar di seluruh sudut Bali adalah ruang yang cocok sebagai pusat inovasi bersama.
"Perhatikan bahwa Bali memiliki banjar-banjar yang begitu berpotensi sebagai simpul-simpul organik masyarakat dan menjadi ruang produktif bagi pengelolaan kreativitas, seni, budaya, serta inovasi yang mencuat dari tradisi dan keseharian masyarakat, terutama generasi muda Bali," ucapnya.
Ia menambahkan, balai banjar berpeluang bertransformasi tidak saja sebagai ruang sosial religius, tetapi juga merupakan ruang bertukarnya beragam gagasan dan ide baru dari komunitas pemuda di dalamnya.
Dukungan Erick Thohir terhadap Banjar Creative Space itu juga disambut baik oleh Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana.
Menurut dia, upaya ini akan mempercepat pemulihan ekonomi di Bali yang saat ini sangat terpukul karena hanya tergantung pada industri pariwisata. Banjar Creative Space akan memperkaya Bali lebih menarik ketimbang sebelum pandemi.
"Sangat mengapresiasi langkah cepat dan konkret Menteri BUMN Erick Thohir dalam memfasilitasi dan mengakselerasi program-program yang dipandang relevan dengan upaya-upaya pemulihan Bali, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang seperti program Banjar Creative Space ini," kata Partha Adnyana.
Pertemuan bersama Erick Thohir di Banjar Taman Kelod, Ubud, sebagai satu di antara banjar yang tergabung dalam jejaring Banjar Creative Space ini, turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Koordinator Staf Khusus Presiden, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Ari Dwipayana, Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra.
Selain itu juga dihadiri Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Ketua Umum ICCN Fiki Satari, CEO Bali Initiative Hub (BITHUB) Ida Bagus Agung Gunarthawa, Founder & Ketua STMIK Primakara Made Artana, Tokoh Puri Agung Ubud, Founder Ubud Writers & Readers Festival Janet DeNeefe, Rudolf Dethu, Komunitas Kreatif Banjar, serta tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
Sementara itu, CEO Bali Initiative Hub (BITHUB) Ida Bagus Agung Gunarthawa mengatakan banjar memiliki nilai yang sangat strategis. Ada sekitar 4.600 titik banjar di seluruh Bali, yang tidak sedikit di antaranya sangat mewah, dilengkapi oleh akses WiFi.
Kemudian banjar ini secara alami memang sudah menjadi pusat kegiatan masyarakat, baik untuk kegiatan agama, sosial, budaya, adat, dan juga bahkan ekonomi.
Namun, dalam konteks ekonomi, tidak semua banjar memiliki kemampuan untuk merelevansi diri. Banjar Creative Space ini akan hadir sebagai tools, infrastruktur, dan lain sebagainya, dalam konteks relevansi tersebut.
Banjar Creative Space (BCS) merupakan inisiasi bersama BITHUB (Bali Initiative Hub), Indonesia Creative Cities Network (ICCN), STIMIK Primakara, serta stakeholder lainnya.
BCS dirancang menjadi strategi pengembangan potensi berbasis masyarakat Bali yang simpul utamanya berada di banjar-banjar. Pada isu lingkungan berfokus sebagai solusi pusat pengelolaan limbah dan sampah dari masyarakat, pada isu pendidikan berfokus sebagai solusi pusat pengembangan talenta (SDM) kreatif, dan pada isu UKM berpusat sebagai solusi pusat pengembangan dan pemasaran produk kreatif.
"Banjar Creative Space ini sangat sejalan dengan cita-cita ICCN menjadikan seluruh kabupaten/kota di Indonesia menjadi kreatif dengan identitasnya, karakteristiknya, potensi bahkan tantangannya. Ruang sosial yang kokoh menjadi kunci terkait dengan optimisme membangun, mengakselerasi pemulihan ekonomi Bali sampai di Indonesia," ujar Ketua Umum ICC Fiki Satari.