Denpasar (ANTARA) - Akademisi dari Fisiologi Fakultas Kedokter Universitas Udayana (Unud) Bali Prof Dr. I Nyoman Adiputra menekankan pendidikan olahraga (sport science) menjadi hal penting harus diimplementasikan untuk menjawab tantangan keolahragaan Bali di masa mendatang.
“Orang yang 'sport science' yang begitu luas sebenarnya orangnya ada di Bali, tetapi kesibukan mereka dengan berbagai profesi, ada yang sebagai dokter ahli bedah, dan lainnya itu yang terkadang sulit. Mereka biasanya terima kasus kalau ada konsultasi, tetapi kalau untuk menyusun program duduk bersama-sama itu sulit karena kesibukan itu," kata Prof. Nyoman Adi Putra pada acara "Diskusi Akhir Tahun 2021" yang digelar Siwo PWI Bali di Denpasar, Rabu.
Adi Putra mengatakan teori "sport science" minimal diperlukan 10 personil untuk membidangi sesuai spesifikasi yang ditentukan, antara lain manajemen keolahragaan (sport management), pemahaman keolahragaan (sport coaching), dan psikologi keolahragaan (sport physiology).
“Sport science itu ada 10 cabang keilmuan, jadi harusnya ada 10 orang yang memang ahlinya harus bersatu membidangi itu," ucapnya.
Baca juga: KONI: kontingen Bali telah maksimal di PON Papua
Ketua KONI Bali Ketut Suwandi menyatakan sepakat dengan hal tersebut. Menurutnya diskusi-diskusi keolahragaan yang digelar Siwo PWI memang harus lebih sering dilakukan, sehingga pengetahuan dari para ahli olahraga itu semakin dapat dipahami oleh insan olahraga Pulau Dewata.
“Kita memang semestinya tidak cepat merasa puas dengan apa yang sudah dicapai, karena di balik itu masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita kerjakan. Seperti yang disampaikan Prof. Adi Putra bagaimana sesungguhnya 'sport science' itu terdiri dari banyak sekali elemen. Jadi ini pengetahuan yang luar biasa yang harus kita lakukan ke depan, walau belum bisa semua tetapi minimal harus ada peningkatan," katanya.
Ditanya terkait sosok pengganti sebagai pucuk pimpinan KONI Bali, Ketut Suwandi berharap siapa pun penerusnya nanti harus membuka diri untuk terus belajar.
Mengenai usulan sejumlah peserta diskusi agar Ketut Suwandi kembali maju sebagai calon dan memimpin KONI Bali lagi untuk ketiga kalinya, Ketum KONI Bali yang sudah dua periode itu menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada seluruh cabang olahraga.
"Saya serahkan saja semua keputusan kepada semua pemegang suara. Saya tidak mungkin menjadi orang bodoh dengan mencalonkan diri lagi. Tetapi kalau untuk dijadikan tumbal untuk mempertanggungjawabkan ranking lima besar PON itu saya siap, karena semua ini memang kita raih dengan perjuangan berat dan hasil kerja keras," katanya.
Kegiatan selama dua hari tersebut diikuti wartawan olahraga, dan semua pengurus cabang olahraga yang bernaung di bawah KONI Bali.
Akademisi Unud Bali tekankan pentingnya "sport science"
Kamis, 30 Desember 2021 6:09 WIB