"Skema penanganan COVID-19 tidak ada yang berbeda dengan sebelumnya tetapi pada kondisi kenaikan pasien otomatis jumlah bed akan ditambah sesuai dengan perkembangan pasien yang ada," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat (Kasubbag Humas) RSUP Sanglah I Dewa Ketut Kresna saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali, Senin malam.
Ia mengatakan untuk ketersediaan kamar tidur pasien khusus penanganan COVID-19, ada sistem di RSUP Sanglah yang telah dibangun untuk mengantisipasi kenaikan jumlah pasien.
Sebelumnya, saat gelombang kedua COVID-19 melanda pada Juli lalu, RSUP Sanglah Denpasar telah menyiapkan fasilitas mencapai 302 tempat tidur.
Namun, saat ini RSUP Sanglah Denpasar hanya merawat tiga pasien COVID-19 dengan ketersediaan yang disiagakan 24 tempat tidur.
"Sama seperti ketika gelombang kedua COVID-19, RSUP Sanglah sejak awal telah membentuk tim penanganan pasien COVID-19 yang terdiri dari perawat, dokter paru, dokter anestesi, dokter umum dan tenaga penunjang lainnya," ucap Dewa Kresna.
Pada kesempatan yang berbeda, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan hingga saat ini belum terdeteksi varian Omicron di Bali.
Untuk mengantisipasi penyebaran Omicron, ia mengemukakan pentingnya pengetatan di pintu-pintu masuk di Bali.
Selain itu, untuk masa karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri atau wisatawan mancanegara juga diperpanjang menjadi 10 hari.