"Ya harus selesai (tahun 2022), pembangunan itu berbasis tahun anggaran, sehingga tahun ini harus selesai, tetapi setelah di bangun secara fisik mulai dari pengadaan alat, kirim ke daerah, apakah itu menaranya, elektronik komponennya, semua dikirim ke daerah untuk pembangunan konstruksi, tapi perlu juga dipasang infrastruktur aktif bersama operator selular," kata Jhonny G. Plate saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Jumat.
Ia mengatakan jumlah BTS yang akan dibangun sebanyak 7.904 menara di seluruh Indonesia. Untuk tahun ini akan diselesaikan sebanyak 4.200 titik dan tahun 2022 sebanyak 3.704 titik.
Sedangkan untuk wilayah 3T di NTT sebanyak 421 lokasi. Untuk tahun 2021 pembangunan 405 lokasi dan tahun 2022 16 lokasi.
"Kondisi NTT, dari 20 kabupaten dan kota, itu yang di permukaan, juga ada di dasar laut, pembangunan kabel optik. Juga ada di langit, harus mempersiapkan satelit. Jadi, tidak sederhana, begitu dibangun satu BTS seluruhnya selesai, tidak, semuanya bertahap," katanya.
Ia mengatakan pembangunan tersebut tidak terlepas dari beberapa tantangan terutama di masa pandemi COVID-19. Program ini berjalan tidak mudah, saat COVID-19, bencana alam, bahkan terjadi gangguan ketertiban keamanan.
Selain itu, tantangan lainnya saat COVID-19 pergerakan orang terbatas, suplai peralatan dan elektroniknya di dalam dan luar negeri terhambat. Lalu bencana alam, banjir, longsor yang menyebabkan kabel putus, hingga gunung meletus dasar laut.
"Salah satu faktor krusial pengadaan lahan, ini penting kerja sama dengan Pemda. Karena memilih lahan ini bukan cuma hanya luas lahan, tapi titik koordinatnya, dibangun di mana. Kalau ada lahan jauh dari pemukiman masyarakat tak ada gunanya," kata Jhonny.
Pembangunan BTS ini harus dibangun di wilayah yang sudah tersedia aktivitas layanan pemerintahan, masyarakat dan rencana pembangunan layanan masyarakat harus di dalam kawasan yang terkover sinyal 4G.
Sementara itu, Direkur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo, Anang Latif menambahkan pembangunan BTS dilakukan di lokasi-lokasi blank spot, daerah khusus 3T.
Sementara itu, Direkur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo, Anang Latif menambahkan pembangunan BTS dilakukan di lokasi-lokasi blank spot, daerah khusus 3T.
"Yang non-3T diberikan kepada operator selular, karena Kominfo berpandangan bahwa daerah ini secara ekonomi masih layak komersial. Sebanyak 3.435 (operator), tentunya beban ini diserahkan ke operator untuk berbagi lah. Sebagain besar ada Telkomsel, Indosat dan XL," katanya.